Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) optimistis kinerja penjualan mobil yang melempem sepanjang tahun ini dapat membaik pada tahun depan.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan bahwa penjualan kendaraan sudah mulai membaik setelah memasuki semester II/2019. Dia optimistis tren ini dapat dipertahankan hingga tahun depan.
“Setelah pameran [GIIAS] 2019 Agustus—September—Oktober penjualan meningkat terus, jadi kami harapkan trennya ini terus positif. Selama ekonminya tumbuh, dan pertumbuhan ekonomi riilnya tetap 5%, ekspor juga masih cukup baik, ini yang kita ingin pertahankan,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Adapun untuk pasar dalam negeri dia menargetkan pada tahun depan penjualan kendaraan roda empat di pasar domestik dapat mencapai kisaran 1,05 juta — 1,1 juta unit. Adapun, pada akhir tahun ini total penjualan diperkirakan mencapai sekitar 1 juta unit.
Sementara itu, untuk kinerja ekspor pihaknya memproyeksikan total ekspor secara utuh pada tahun ini dapat mencapai 300.000 unit. Dia meyakini kinerja ekspor dapat terus meningkat pada tahun depan seiring dengan sejumlah upaya membuka pasar baru.
Menurutnya, saat ini Indonesia telah mengekspor mobil ke lebih dari 80 negara. Dia mengharapkan pemerintah dapat berkolaborasi untuk meyakinkan para prinsipal otomotif untuk terus menambah jumlah tujuan ekspor dari Indonesia.
“Kita minta tahun depan ditingkatkan. Kalau sekarang 80 negara, bisa tidak ditingkatan kalau menjadi 90 atau 100 negara. Kalau sekarang ada 18 tipe, misalnya yang diekspor, bisa tidak jadi 25 atau 30 lebih variannya, biar diproduksi untuk konsumen indonesia dan untuk ekspor,” katanya.
Dia mengatakan inovasi membuka peluang pasar dengan memanfaatkan kerja sama dengan sejumlah negara juga akan berperan penting dalam mendorong ekspor. Menurutnya, kerja sama Indonesia dengan Australia adalah salah satu peluang untuk menggenjot ekspor.
“Salah satu contohnya kita sudah punya agreement dengan Australia, mereka pasarnya 1,4 juta mobil per tahun. Secara geografi lebih dekat dengan kita, tapi memang saat ini tidak punya produk yang sesuai dengan demand masyarakat Austraila. Namun, mereka tidak punya industri dan kita harusnya bisa bermain di situ,” katanya.