Bisnis.com, JAKARTA – Meski kinerja ekspor kendaraan roda empat dari Indoensia mengalami peningkatan pada tahun ini, Kementerian Perindustrian enggan memasang target tinggi untuk tahun depan.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto mengatakan bahwa pada tahun kinerja ekspor mobil Indonesia di ditargetkan untuk mencapai nilai yang sama dengan tahun lalu.
Pada 2018, lanjutnya, total ekspor kendaraan roda empat secara utuh atau completely built up (CBU) mencapai 264.000 unit. Adapun ekspor secara terurai lengkap atau completely knocked down (CKD) mencapai 82.028 set.
Meski begitu, hingga Oktober capaian ekspor pada 2019 sudah melampaui catatan pada tahun lalu. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total ekspor CBU dan CKD pada Januari—Oktober sudah mencapai 275.364 unit dan 397.885 set.
“Kinerja ekspor periode Januari sampai Oktober berdasarkan data Gaikindo, menunjukkan data yang menggembirakan. Padar perideo tersebut, kinerja ekspor Indonesia sudah melebihi pencapaian secara total pada tahun lalu,” katanya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Meski kinerja ekspor tahun ini melampaui ekspektasi, Kemenperin tidak menetapkan target tinggi untuk ekspor kendaran pada 2020. Bahkan, target ekspor 2020 lebih rendah dibandingkan dengan target tahun ini.
“Industri otomotif nasional memiliki target kuantitatif ekspor pada 2020 sebanyak 250.000 unit CBU,” ujarnya.
Mengutip data Gaikindo, total ekspor kendaraan secara utuh pada 10 bulan pertama tahun ini mencapai 275.364 unit, meningkat 28,2% secara tahunan. Hampir seluruh pabrikan mencatatkan kenaikan ekspor pada tahun ini, keculai Hino yang menurun 19,2% secara tahunan.
Adapun, penyumbang ekspor terbesar masih dipegang oleh Daihatsu yang mencapai 102,399 unit, menyumbang 37,2% dari total ekspor. Sementara itu, Mitsubishi menjadi merek dengan peningkatan ekspor paling besar, yakni 203,2% secara tahunan menjadi 52.927 unit.