Bisnis.com, JAKARTA – Honda menyatakan saat ini belum berencana untuk melakukan ekspor ke Australia meski ada peluang melalui kerja sama Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Agen pemegang merek (APM) Honda di Indonesia, PT Honda Prospect Motor (HPM) menyatakan, sejauh ini Honda juga tidak melakukan ekspor dalam bentuk utuh maupun komponen. Di negara tersebut, Honda juga sudah tidak melakukan produksi.
“Saat ini kami belum ada rencana untuk ekspor ke Australia mas, dan karena Honda juga sudah tidak melakukan produksi di sana, maka kami juga tidak melakukan ekspor komponen ke Australia,” kata Yusak Billy, Innovation and Sales & Marketing Director HPM kepada Bisnis.com, Senin (21/10/2019).
Dia menuturkan keputusan untuk ekspor akan bergantung pada seberapa besar pasar potensial di negara terkait. Hal itu, lanjtunya, juga akan disesuaikan dengan kemampuan kapasitas produksi dari pabrik yang ada di negara pengekspor.
Untuk saat ini, menurutnya, Honda lebih berfokus untuk menggarap pasar domestik. Adapun untuk pasar ekspor, dia mengatakan bahwa Honda masih akan berfokus pada negara-negara yang sudah menjadi tujuan ekspor dari Indonesia saat ini.
“Saat ini kami juga fokus untuk memenuhi demand pasar domestik dan juga negara-negara ekspor yang sudah ada,” ujarnya.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total ekspor honda dalam bentuk utuh pada Januari—Agustus mencapai 4.981 unit model Brio. Negara tujuan ekspornya adalah Vietnam dan Filipina.
Sementara itu, total ekspor dalam kondisi terurai atau completely knocked down (CKD) pada periode yang sama mencapai 28.260 unit. Negara tujuan ekspornya mencakup Thailand, Filipina, Taiwan, Pakistan, Brasil, India, Meksiko, Jepang, dan Argentina.
Masing-masing parlemen di Indonesia dan Australia saat ini sedang meratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Kerja sama ini menjadi pembuka peluang ekspor industri otomotif Indonesia ke Negeri Kangguru. Nantinya, tarif bea masuk kendaraan dari Indonesia ke negara tersebut akan dipangkas hingga 0% atau dikenakan zero tariff.