Bisnis.com, JAKARTA – Impor komponen kendaraan tercatat menurun seiring dengan penurunan penjualan kendaraan pada tahun ini. Hal ini juga didukung oleh peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), PT Honda Prospect Motor (HPM) mencatatkan total impor komponen sebanyak 69.060 unit sepanjang Januari—Agustus 2019, turun 42,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Komponen yang diimpor di antaranya diperuntukkan untuk model CR-V, Jazz, Brio, Mobilio, dan HR-V. Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director HPM, menjelaskan penurunan impor komponen ini sejalan dengan penurunan penjualan sepanjang tahun ini.
“Dalam hal turunnya komponen itu karena impact penjualan kami memang turun 10% dibandingkan tahun lalu seiring dengan market yang drop pula,” katanya kepada Bisnis, Senin (15/10/2019).
Kendati demikian, penurunan impor komponen juga berhubungan dengan peningkatan TKDN beberapa model Honda. Model dengan TKDN paling tinggi adalah Honda Brio yang mencapai 89%. Model ini juga sekaligus menjadi kontributor penjualan tertinggi Honda saat ini.
“Karena pencapaian kami 89% untuk Brio, hampir semua komponen kita bisa diproduksi secara lokal. TKDN meningkat karena suksesnya Brio dalam hal lokalisasi menyebabkan komponen yang digunakan bisa digunakan ke model lain seperti Mobilio dan BRV yang saat ini mencapai [TKDN] 87%,” katanya.
Dia mengatakan saat ini, sejumlah komponen function part dan electric part seperti heater control, fuel pipe, dan drive shaft masih belum bisa dilokalkan. Menurutnya, kapabilitas supplier lokal belum dapat memenuhi spesifikasi yang diminta oleh Honda.
Selain Honda, tercatat juga PT Sokonindo Automobile sebagai agen pemegang merek DFSK di Indonesia dalam daftar importir komponen. Namun, sepanjang tahun ini tidak ada data impor komponen yang tercatat untuk DFSK.
Secara umum, total produksi Honda tercatat sebanyak 81.756 unit pada Januari—Agustus 2019, atau menurun 20,1% secara tahunan. Sementara itu, total penjualan wholesales Honda pada periode tersebut mencapai 84.890 unit, turun 20,5%.
Dari sisi impor, total impor kendaraan secara utuh atau completely built up (CBU) Honda mencapai 2.191 unit, turun 51,7%. Namun, ekspor kendaraan utuh Honda mencapai 4.981 unit. Pada tahun sebelumnya, Honda tidak melakukan ekspor kendaraan CBU.
Peningkatan ekspor Honda juga terlihat dari sisi ekspor kendaraan terurai atau completely knocked down (CKD) dan ekspor komponen. Ekspoer CKD Honda melompat siginifikan dari 39 unit pada Januari—September 2018 menjadi 405.629 unit pada periode yang sama tahun ini.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) total impor kendaraan dan bagiannya (HS87) sepanjang Januari—September mencapai US$5,38 miliar, turun 11,35% secara tahunan. Adapun, total ekspor impor kendaraan dan bagiannya pada periode yang sama tercatat sebesar US$6,06 miliar, tumbuh 10,05%.