Bisnis.com, JAKARTA – Meski Suzuki dan Daihatsu mencatatkan penurunan penjualan pada pasar pikap, pasar di luar daerah utama menunjukkan tren pertumbuhan yang menjanjikan.
Total penjualan kendaraan pikap sepanjang Januari—Agustus 2019 tercatat menurun 8,24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Daihatsu dan Suzuki masing-masing mencatatkan penjualan sebanyak 23.676 unit dan 31.910 unit, menurun 13,65% dan 10,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kendati demikian, Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengatakan kontribusi penjualan di daerah luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tumbuh tinggi. Hal ini merupakan dampak dari pembangunan sejumlah infrastruktur jalan.
“Percepatan pertumbuhan justru ada di daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Kalau kami lihat sih, dengan selesainya proyuek ini ada banyak impact-nya, makin cepat pertumbuhan di luar Jabodetabek,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan kondisi ini juga berdampak terhadap kontribusi penjualan daerah Jabodetabak yang mulai menciut. Biasanya penjualan pikap New Carry di Jabodetabek mencapai sekitar 30% dari total penjualan. Saat ini, proporsi itu turun ke kisaran 15%.
“Jadi kalau biasanya penjualan pikap di angka 8.000 unit, biasanya 2.500 itu dari Jabodetabek, sekarang dari sana cuma 1.500, sisanya di daerah lain yang lebih cepat pertumbuhannya,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan di daerah luar Jabodetabek mencapai hampir 100%. Dia mencontohkan penjualan di Jawa Tengah yang biasanya mencapai 250 unit, saat ini sudah mencapai kisaran 400 unit. Begitu pula dengan penjualan di Jawa Timur yang menyentuh angka yang sama dari sebelumnya sebesar 150-200 unit per bulan.
Tren yang sama juga terjadi di luar Jawa seperti Sumatra dan Sulawesi. Dia mengatakan bahwa pasar kendaraan komersial Suzuki di dua daerah itu meningkat hingga 54,7% per Agustus. Dengan kondisi ini dia optimistis penjualan mobil komersial akan membaik hingga akhir tahun.
Dia menjelaskan penurunan penjualan pikap sejauh ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pemilihan umum atau pemilu dan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
“Ini disebabkan pada semester ada efek pemilu, ada efek perang dagang. Wait and see, itu memang terjadi, tapi bukan sepanjang Januari—Agustus, cuma di Januari sampai Juni,” katanya.
Gran Max Pick Up/Daihatsu
Daihatsu juga menunjukkan tren pertumbuhan positif di luar Jabodetabek. Di Bali misalnya, pangsa pasar Gran Max Pick Up (PU) saat ini sudah mencapai sekitar 31,9%. Hingga akhir tahun, pangsa pasar mobil ini ditargetkan tumbuh sekitar 5%.
Berdasarkan data registrasi di Kepolisian (Polreg), Daihatsu Gran Max PU masih berada di posisi kedua pasar pick up low di Bali. Sementara itu, posisi pertama masih dipegang Suzuki yang memimpin pasar di angka 68%.
Pangsa pasar Gran Max PU hanya kalah dari Suzuki di Bali dan NTB. Adapun, di Jawa Timur dan NTT, Gran Max berada di urutan pertama dengan perolehan pangsa pasar di atas 70%. Bahkan di NTT, pangsa pasar Gran Max PU mencapai 88,14%.
Kepala Wilayah PT Astra International Tbk—Daihatsu Sales Operation Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, Tunjung Pramusinto mengakui bahwa kompetisi pada segmen pikap cukup berat dengan agresifnya kompetitor merilis produk. Namun, pihaknya mengaku masih terbantu program penjualan.
Kalimantan Selatan (Kalsel) juga menjadi daerah dengan pertumbuhan menjanjikan untuk Daihatsu. Berdasarkan data registrasi kepolisian (Polreg) hingga Juli, rerata penjualan Gran Max PU di Kalsel mencapai 146 unit per bulan, dengan pangsa pasar sekitar 21,83%. Adapun, penjualan pikap low di seluruh Kalimantan mencapai 490 unit per bulan.
Pasar Kalsel sedikit berbeda dengan provinsi lainnya di Kalimantan, seperti Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Barat (Kalbar). Pada kedua provinsi ini Gran Max PU menjadi peringkat pertama dari sisi pangsa pasar, di Kaltim 65,61% dan di Kalbar 63,21%.
Kendati demikian, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra menyatakan bahwa sejauh ini kondisi penjualan pikap masih belum mengalami perubahan signifikan. Pertumbuhan ekonomi masih belum cukup menggeliat untuk mendorong penjualan.