Bisnis.com, JAKARTA – Produksi mobil berpenggerak empat roda atau 4X4 mengalami penurunan seiring dengan melemahnya permintaan pasar luar negeri terhadap mobil petualang tersebut.
Sepanjang semester I/2019, total produksi domestik tipe kendaran tersebut mencapai 9.080 unit, turun 5,77%. Penurunan produksi berlanjut pada Juli—Agustus yang tercatat secara kumulatif sebanyak 4.600 unit, menurun 14,8% dari periode yang sama tahun lalu.
Secara kumulatif, pada Januari—Agustus tahun ini produksi mobil 4x4 mencapai 13.680 unit. Jumlah ini tercatat mengalami penurunan sebesar 9,01% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mencatatkan penurunan produksi cukup besar pada periode yang sama. Hingga Agustus, TMMIN memproduksi 11.450 unit mobil 4x4, turun 17,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 13.886 unit.
Direktur Administrasi TMMIN Bob Azam menerangkan penurunan produksi itu berkaitan erat dengan permintaan terhadap mobil 4x4. Secara umum, katanya, pasar mobil 4x4 lebih banyak didorong oleh permintaan ekspor.
Dia mengatakan negara tujuan ekspor TMMIN umumnya adalah Asia Tenggara dan Timur Tengah atau Asia Barat. Di pasar Asia Tenggara, ujarnya, Vietnam dan Filipina menjadi tujuan ekspor utama TMMIN, khususnya untuk mobil 4x2 atau mobil berpenggerak dua roda.
Kedua negara ini dinilai tetap stabil sebagai pasar tujuan ekspor TMMIN hingga saat ini. Namun, Filipina dinilai mengalami sedikit perlambatan ekonomi yang berimbas pada penurunan permintaan.
“Vietnam lebih banyak 4x2 ya, kalau 4x4 itu lebih banyak ke Timur Tengah. Tapi saya belum tahu penurunannya, saya belum lihat,” ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Mengutip data Gaikindo, ekspor mobil TMMIN ke negara Asia Barat didominasi oleh model Fortuner dengan kapasitas mesin 3.000 cc dan 4.000 cc. Hingga Agustus, kumulasi produksi model ini mencapai 3.609 unit, menurun 25,41% dari posisi kumulasi produksi pada Agustus 2018.
Bob menuturkan, menyikapi kondisi tersebut perseroan secara proaktif mencari peluang pasar ekspor baru di luar Asia Tengah dan Asia Tenggara. Salah satu pasar potensial yang tengah dijajaki oleh TMMIN adalah Afrika.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto mengatakan produksi mobil saat ini masih cukup positif dengan diimbangi kinerja ekspor otomotif yang meningkat.
“Menurun di beberapa semester belakangan ini, tapi kan ke depan ini juga pertumbuhannya ekspornya cukup baik. Kalau dilihat ekspor juga kan ada dalam bentuk CKD, target kami 400.000 unit ekspor CBU. Kan sekarang sekitar 200.000, sampai akhir tahun kami optimistis mencapai sekitar 400.000,” ujarnya.
Hingga Agustus, total ekspor mobil utuh atau completely built up (CBU) mencapai 205.791 unit, tumbuh 27,72%. Adapun, ekspor secara terurai atau completely knocked down (CKD) 458.077 unit, meningkat sekitar 744,14%.