Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kembangkan Industri Otomotif Nasional, Ini PR Pemerintah

Pemerintah diharapkan bisa sedikit memberikan perbedaan tarif untuk barang-barang yang bisa diproduksi dalam negeri.
ilustrasi./Bisnis
ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah poin perlu diharmonisasikan dan disinkronisasikan pemerintah guna meningkatkan keterkaitan antarsektor dalam mendukung pengembangan industri otomotif.

Gidion Hasan, Direktur PT Astra International Tbk., mengatakan poin pertama adalah harmonisasi tarif, khususnya terkait produk impor untuk sektor otomotif.

"Mestinya pemerintah bisa sedikit memberikan perbedaan tarif untuk barang-barang yang bisa diproduksi dalam negeri. Tarrif barrier-nya masih rendah, sehingga impor barang otomotif, sparepart deras," ujarnya di sela-sela Seminar Nasional yang diselenggarakan Bank Indonesia, bertajuk Mendorong Keterkaitan Antar Sektor Industri dan Antar Wilayah untuk Mendorong Pengembangan Otomotif, TPT dan Alas Kaki, Rabu (4/9/2019).

Kedua, kata Gidion, adalah sinkronisasi negative list terkait investasi asing di sektor otomotif dan sektor pendukungnya. Menurutnya, aliran investasi itu mestinya difokuskan kepada investor yang membawa teknologi baru ke Indonesia.

Misalnya, investor yang bergerak di bidang produksi batarai kendaraan listrik. "Kita punya bahan baku. Jadi, bisa menggandeng perusahaan yang bisa konversi bahan baku," ujarnya.

Ketiga, tenaga kerja. Gidion menjelaskan dalam 4 tahun terakhir biaya tenaga kerja meningkat hingga 40%, seiring peningkatan upah minimum di sektor itu.

Kondisi itu menjadi tantangan besar bagi pelaku industri otomotif, sebab mesti memacu produktivitas serupa.

Menurutnya, untuk menghadapi hal itu Astra International terus menjalankan sejumlah program, seperti pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kualitas tenaga kerja.

"Sehebat-hebatnya perusahaan, meningkatkan produktivitas 40% itu tantangan yang hebat sekali," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper