Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian mendorong Esemka sebagai merek lokal untuk menggunakan komponen lokal semaksimal mungkin. Salah satu contoh mobil yang memiliki konten lokal sangat tinggi ialah low cost green car (LCGC).
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto mengatakan, saat ini rata-rata mobil LCGC telah menggunakan konten lokal pada level sekitar 80% tetapi menggunakan merek asing.
"Nah, kebetulan Esemka ini di Solo, ini merek lokal. Nah, kami berharap lokal ini jadi national car utuh, bukan hanya lokal konten tapi juga mereknya," ujarnya di sela-sela Pameran Industri Komponen Otomotif di Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Harjanto menjelaskan, Kemenperin berupaya menfasilitasi pembuat komponen dengan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) selaku manufaktur.
Hal itu ditandai dengan letter of intent (LOI) antara SMK dengan Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif Indonesia (Pikko) sebagai langkah awal untuk mempertemukan kebutuhan manufaktur dengan pemasok komponen.
Selanjutnya, katanya, diharapkan terjadi letter of agreement (LOA) setelah terjadi kesepakatan harga dan komponen yang dipasok. Menurutnya, industri komponen dalam negeri berkembang sangat baik sehingga otomotif menjadi salah satu sektor yang diandalkan pemerintah.
"Harapannya setinggi-tingginya. Airbus misalnya tidak semua komponen dibuat di Eropa. Kita bisa bikin sasis, bodi dan bagian lainnya," katanya.
Direktur Utama SMK Eddy Wirajaya mengatakan, Esemka berupaya agar tingkat kandungan lokal mendekati merek otomotif yang telah berada di Indonesia. Menurutnya, dengan menggunakan semakin banyak komponen dalam negeri akan membantu industri komponen dalam negeri.
"Existing brand tingkat kandungan lokal sekitar 85%, mimpi kami mendekati itu, mudah-mudahan by time, kan kami berupaya produksi dalam negeri," katanya.