Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa merek mobil diketahui memiliki produk yang tidak memiliki kompetitor alias membentuk kelas tersendiri. Namun, produk-produk ini pun tetap sukses di pasar.
PT Toyota Astra Motor (TAM) misalnya, memiliki Kijang Innova, Alphard yangdan HiAce yang minim kompetitor. Kijang Innova berada di kelas medium MPV (multipurposed vehicle) dengan dipersenjatai mesin 2.0 dan 2.5 liter.
Di kelas ini Innova memang memiliki kompetitor yakni Wuling Cortez dan Isuzu Panther. Namun, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan Innova pada semester I/2019 mencapai 26.845 unit atau jauh di atas Cortez yang hanya membukukan penjualan 582 unit dan Panther sebanyak 273 unit.
Executive General Manager PT TAM, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan pengembangan pasar dari produk yang hampir tidak memiliki pesaing tidaklah mudah. Pasalnya, pengembangkan pasar dengan strategi pemberian program insentif atau promosi tidak efektif.
"Kalau pasar Kijang [Innova] dan Alphard, pengembangan pasar dengan insentif tidak akan bergerak. Sedangkan kalau ada facelift atau new model change baru bisa bergerak pasarnya," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Pria yang akrab disapa Soerjo ini menilai tingkat kompetisi produk di sebuah kelas akan lebih menguntungkan untuk pengembangan pasar. Menurutnya, low MPV dan SUV menjadi kelas yang paling mudah dikembangkan pasarnya karena produk yang ditawarkan di dalamnya sangat beragam, termasuk kemunculan produk-produk baru.
Setali tiga uang, Toyota Alphard berada di kelas premium MPV tidak banyak menghadapi kompetitor. Soerjo mengklaim, di kelasnya, Alphard menguasai hingga 90% pasar. Di kelas tersebut, Hyundai H-1 adalah pesaing utama Alphard. Namun, catatan Gaikindo menunjukkan Hyundai H-1 hanya membukukan penjualan 181 unit atau tertinggal jauh dari Alphard yang mencapai 2.271 unit pada paruh pertama tahun ini.
Model lain Toyota yang juga tanpa pesain ialah HiAce, minibus premium. Toyota optimistis pasar minibus premium akan meningkat sejalan dengan kehadiran infrastruktur jalan tol. TAM menargetkan penjualan sebanyak 350 unit per bulan untuk model ini.
HiAce terkenal sebagai pemimpin pasar minibus premium yang banyak dipakai oleh perusahaan travel (fleet). Di Tanah Air model ini hampir tanpa pesaing karena tidak ada merek lain yang menghadirkan minibus premium.
“Arahnya penjualan tambah sekitar 50 unit hingga 70 unit dengan kehadiran model baru [HiAce Premio] sehingga bisa 350 unit per bulan,” kata Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director TAM di sela-sela peluncuran HiAce Premio baru-baru ini.
Mobil lain yang juga tidak memiliki saingan ialah Suzuki Jimny karena bentuknya sangat unik dan menyasar segmen pasar pecinta off road. Model SUV mungil ini telah memiliki sejarah pajang sebagai model off road yang terkenal tangguh.
Generasi terbaru Jimny telah dirilis resmi ke pasaran pada GIIAS 2019 lalu mulai dari Rp315,5 juta on the road Jakarta Bentuknya yang unik membuat mobil off road mungil ini langsung dikenali.
Kendati baru dirilis pada bulan lalu, Gaikindo mencatat SIS telah memasarkan Jimny sebanyak 180 unit. Jumlah itu tidak jauh berbeda dengan pasokan Jimny yang masuk ke Tanah Air pada Mei dan Juni yang sebanyak 279 unit.