Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Listrik Rawan Padam, Bagaimana Kesiapan Mobil Listrik?

Kementerian Perindustrian angkat bicara terkait pemadaman listrik yang terjadi, serta kesiapan Indonesia untuk masuk era kendaraan listrik dan dampak ke pabrik otomotif.
Tiga bus listrik melintas saat diuji coba di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (29/4/2019). Pemprov DKI Jakarta bersama PT TransJakarta dan PT Bakrie & Brother Tbk menyelenggarakan uji coba bus listrik yang bertujuan untuk memastikan penggunaan kendaraan listrik sebagai alat transportasi umum di Jakarta. /ANTARA
Tiga bus listrik melintas saat diuji coba di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (29/4/2019). Pemprov DKI Jakarta bersama PT TransJakarta dan PT Bakrie & Brother Tbk menyelenggarakan uji coba bus listrik yang bertujuan untuk memastikan penggunaan kendaraan listrik sebagai alat transportasi umum di Jakarta. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian angkat bicara terkait pemadaman listrik yang terjadi, serta kesiapan Indonesia untuk masuk era kendaraan listrik dan dampak ke pabrik otomotif.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto mengatakan, hingga sejauh ini belum ada laporan terkait dampak padam listrik dari pabrikan otomotif.

"Itu kan kejadiannya Hari Minggu [4/8/2019], kalau Minggu kan tidak beroperasi, mungkin untuk jalan tol dan lainnya. Tapi kalau industri setahu saya minggu libur, dan beberapa industri punya pembangkit sendiri," ujarnya di Jakarta, Senin (5/8/2019).

Terkait kesiapan mobil listrik dengan masalah padam listrik, Harjanto menegaskan yang dimaksudkan dengan mobil listrik tidak hanya berbasis baterai melainkan juga hibrida. Mengutip laporan kajian enam universitas, dia mengatakan mobil listrik hibrida merupakan salah satu yang cocok untuk Indonesia.

Menurutnya, yang menjadi perhatian Kemenperin ialah ketersediaan infrastruktur dan keterjangkauan harga mobil listrik. Pasalnya, semakin besar baterai, semakin mahal harga kendaraan listrik.

"Kalau Pak Menteri Perindustrian bilang kan bus, taksi, sepeda motor karena bisa pakai baterai swap. Kalau charging time itu jadi kendala bisa pakai charging swap sehingga bisa diganti," katanya.

Harjanto mengatakan, untuk stasiun pengisian daya listrik (charging station), di banyak negara pemerintah berinvestasi besar untuk membangun fasilitas tersebut. Adapun di Tanah Air, katanya, pemerintah memberikan insentif bagi swasta yang membangun charging station seperti yang diatur dalam perpes mobil listrik.

"Kan melalui Perpres mobil listrik sudah ada payung hukum yang kami anggap memberikan dorongan industri dalam negeri membangun charging station," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper