Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan, Penjualan Truk Masih Jauh Dari Target

Penjualan truk selama 5 bulan pertama 2019 tertekan cukup dalam. Tiga pemain utama truk bahkan baru merealisasikan di bawah 32% dari total target penjualan yang dipatok pada 2019.
Mitsubishi Fuso Fighter FN62F, 270 PS, 6x4. /Fuso
Mitsubishi Fuso Fighter FN62F, 270 PS, 6x4. /Fuso

Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan truk selama 5 bulan pertama 2019 tertekan cukup dalam. Tiga pemain utama truk bahkan baru merealisasikan di bawah 32% dari total target penjualan yang dipatok pada 2019.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, pengiriman truk ke dealer (wholesales) selama 5 bulan pertama 2019 sebanyak 35.514 unit, turun 25% dibandingkan periode yang sama 2018.

Penurunan penjualan truk ini lebih dalam dari pasar otomotif nasional yang anjlok 14,7% pada Mei 2019 (y-o-y). Penurunan paling dalam dialami oleh truk ringan dan truk berat yang masing-masing anjok 24% dan 32% secara tahunan (y-o-y).

Bisnis mencatat, pada tahun ini tiga merek truk Mitsubishi Fuso, Hino Motor dan Isuzu Motors menargetkan pertumbuhan dengan angka beragam. Tahun ini, Mitsubishi Fuso menargetkan penjualan dapat menyentuh angka 55.000 unit, sementara itu Hino Motors sebanyak 45.000 unit.

Isuzu tahun ini menargetkan penjualan sebanyak 30.170 unit di mana khusus untuk truk berkontribusi sekitar 22.450 unit. Selain memasarkan truk, Isuzu juga menjual kendaraan penumpang, kabin ganda dan pikap.

Hingga 5 bulan pertama, penjualan ketiga merek ini masih tertekan. Fuso baru merealisasikan 30% dari target 2019 atau sebanyak 16.321 unit, sementara Hino 27% atau sejumlah12.020 unit.

Tidak jauh berbeda, Isuzu juga baru merealisasikan sekitar 31,2% dari target penjualan 2019. Selama 5 bulan pertama 2019, Isuzu telah memasarkan sebanyak 9.459 unit kendaraan.

Direktur Penjualan dan Promosi HMSI Santiko Wardoyo sebelumnya mengatakan, hingga sejauh ini HMSI tidak merevisi target penjualan. Penjualan diharapkan membaik pada semester kedua setelah pesta demokrasi selesai dan aktivitas bisnis kembali normal.

"Sementara belum ada revisi, nanti lihat semester kedua lah. Kan kami musti hope for the best lah. Makanya saya katakan mudah-mudahan urusan di Mahkama Konstitusi beres, kalau berkepanjangan semua serba susah," ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Santiko mengakui, tidak mudah untuk mengejar target penjualan yang dipatok sebanyak 45.000 unit pada tahun ini pada semester kedua. Selain faktor domestik seperti situasi politik, kinerja harga komoditas juga belum stabil karena perang dagang.

Dia menjelaskan, hampir semua sektor yang selama ini menjadi pendorong permintaan truk seperti logistik, pertambangan hingga komoditas mengalami perlambatan. Pemilu disinyalir berdampak pada pelaku usaha yang menahan diri untuk ekspansi.

"Saya sih masih mengharapkan semester kedua lebih baik dari semester pertama. Semoga market lebih bagus lah," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper