Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Daihatsu sepanjang Januari-April 2019 mengalami penurunan seiring dengan melambatnya pasar otomotif nasional. Meski demikian, Daihatsu berhasil menaikkan penguasaan pasar mobil nasional. Ada sedikitnya tiga faktor penyebab penurunan pasar mobil nasional.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel otomotif nasional sepanjang Januari-April 2019 turun 11,8% menjadi 340.118 unit. Adapun penjualan Daihatsu turun 6,4% menjadi 60.706 unit.
"Pemicu melesunya pasar otomotif nasional sepanjang 4 bulan pertama tahun ini setidaknya dipengaruhi tiga hal," ujar Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra saat acara buka puasa Manajemen Daihatsu bersama jurnalis di Jakarta, Kamis (9/5/2019) sore.
Hadir pada kesempatan itu Marketing and CR Division Head PT Astra International Tbk-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso, Corporate Planning and Comunication Division Head ADM Elvina Afny, dan puluhan jurnalis dari berbagai media massa nasional.
Pertama, bujet infrastruktur dari pemerintah sudah habis dan menunggu proyek selanjutnya dari pemerintah baru hasil Pemilu 2019. “Jadi masih menunggu setelah Oktober nanti, mau spending berapa pemerintah baru untuk infrastruktur,” tambah dia.
Kedua, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) dunia yang masih rendah di tengah tidak seimbangnya pasokan yang tinggi dengan permintaan yang rendah.
Ketiga, harga batu bara yang masih lesu. Padahal Indonesia merupakan pengekspor batu bara ke berbagai belahan dunia. Hal itu, lanjutnya, mengakibatkan permintaan terhadap kendaraan komersial seperti truk turun.
“Jadi bukan sekadar pemilu, tapi banyak faktor. Pemilu hanya melihat satu faktor, yakni menunggu kepastian Oktober mendatang. Semoga nanti, setelah ada pemerintah baru, ada stimulus-stimulus positif, sehingga pasar otomotif bergairah kembali,” tambah dia.