Bisnis.com, JAKARTA – Nissan membatalkan rencana untuk memproduksi SUV X-Trail terbaru di Inggris, dan hanya akan memproduksinya di Jepang, dua bulan sebelum Brexit mulai berlaku.
Turunnya permintaan untuk mobil diesel di Eropa telah memaksa Nissan untuk berinvestasi dalam teknologi lain dan menghemat biaya. Perusahaan telah memangkas ratusan pekerjaan di pabrik Sunderland, Inggris, yang merupakan pabrik mobil terbesar Nissan di negara tersebut, tahun lalu ketika produksi merosot 11% menyusul pengetatan aturan mobil diesel.
"Nissan telah meningkatkan investasi dalam mesin baru dan teknologi untuk kendaraan Eropa di masa depan. Karena itu perusahaan telah memutuskan untuk mengoptimalkan investasinya di Eropa dengan mengkonsolidasikan produksi X-Trail di Kyushu," demikian pernyataan Nissan, seperti dikutip Reuters.
"Meskipun kami telah mengambil keputusan ini karena alasan bisnis, ketidakpastian yang berlanjut seputar hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa tidak membantu perusahaan seperti kami untuk merencanakan masa depan," Ungkap Chairman Nissan Eropa, Gianluca de Ficchy.
Menteri bidang Bisnis Inggris Greg Clark mengatakan pengumuman itu merupakan pukulan bagi sektor otomotif dan bagi Inggris.
Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret. Parlemen Inggris bulan lalu menolak usulan kesepakatan Brexit dari Perdana Menteri Theresa May, sehingga meningkatkan kekhawatiran atas no-deal Brexit dan hambatan perdagangan baru.
May mengatakan pada hari Minggu dia akan mencari "solusi pragmatis".
Dalam sebuah surat kepada para pekerja, de Ficchy mengatakan Nissan memiliki gugus tugas yang melapor kepadanya dan mempertimbangkan semua skenario yang mungkin dan dampak potensial terhadap bisnis.
Nissan memproduksi sekitar 30% dari 1,52 juta mobil di Inggris dan mengekspor sebagian besar ke benua Eropa.
Diketahui bahwa empat bulan setelah Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa pada Juni 2016, Nissan memutuskan rencana untuk memproduksi X-Trail generasi terbaru di Inggris.
Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters pada saat itu bahwa Nissan menerima sepucuk surat dari pemerintah yang menjanjikan dukungan ekstra jika Brexit mempengaruhi daya saing pabrik di Sunderland.
Menurut surat kabar Sunday Times, para menteri saat ini mempertimbangkan apakah akan menarik paket dukungan senilai 60 juta pound sterling (US$78,46 juta) untuk perusahaan.
"Paket dukungan untuk membantu di bidang-bidang seperti pelatihan dan keterampilan seperti ini adalah umum di seluruh industri. Jelas kami akan mengkajinya berdasarkan keputusan ini," kata sumber pemerintah kepada Sunday Times.
Selain X-Trail, investasi yang direncanakan Nissan dalam model Juke dan Qashqai generasi berikutnya, yang juga diumumkan pada 2016, tidak terpengaruh, kata Nissan pada hari Minggu.
Pengumuman tersebut datang hanya dua hari setelah perjanjian perdagangan bebas UE-Jepang dimulai, yang mencakup komitmen Uni Eropa untuk menghapus tarif 10% pada mobil impor Jepang.
Banyak perusahaan Jepang telah lama melihat Inggris sebagai pintu gerbang ke Eropa, setelah didorong untuk membuka pabrik di negara itu oleh mantan perdana menteri Margaret Thatcher. Tetapi Brexit memicu kekhawatiran bagi Jepang.