Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mitra Ford di China Perkirakan Laba Anjlok 93% pada 2018

Mitra utama Ford Motor Co. di China, Chongqing Changan Automobile Co. memperkirakan laba untuk tahun 2018 jatuh hingga 93%, dengan penjualan di perusahaan patungan dan produsen AS merosot 54% menjadi 377.739 unit tahun lalu, level terendah sejak tahun 2012.
Truk pikap F150 2018 bergerak di jalur perakitan di Pabrik Truk Ford Dearborn selama perayaan 100 tahun Ford River Rouge Complex di Dearborn, Michigan AS, 27 September 2018. /REUTERS
Truk pikap F150 2018 bergerak di jalur perakitan di Pabrik Truk Ford Dearborn selama perayaan 100 tahun Ford River Rouge Complex di Dearborn, Michigan AS, 27 September 2018. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Mitra utama Ford Motor Co. di China merasakan dampak yang disebabkan oleh perlambatan di pasar mobil terbesar di dunia tersebut.

Dilansir Bloomberg, Chongqing Changan Automobile Co. mengatakan pada Selasa malam (29/1), laba untuk tahun 2018 diperkirakan jatuh sebanyak 93%, dengan penjualan di perusahaan patungan dengan produsen AS merosot 54% menjadi 377.739 unit tahun lalu, level terendah sejak tahun 2012.

Produsen mobil di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu terhuyung-huyung menyusul penurunan pengiriman setelah perang perdagangan dengan AS dan perlambatan ekonomi tahun lalu mengurangi permintaan konsumen.

Penjualan mobil penumpang turun 6% pada 2018, penurunan tahunan pertama dalam lebih dari dua dekade terakhir. Volkswagen AG, produsen asing nomor satu di China, telah memperkirakan bahwa industri ini akan mengalami semester pertama yang buruk di China.

Ford awal bulan ini melaporkan kerugian bersih pada kuartal keempat tahun 2018 menyusul perlambatan penjualan di China sebagai titik masalah. Perusahaan mencatat rugi US$381 juta pada kuartal tersebut dan US$1,1 miliar untuk tahun 2018 untuk operasi bisnis di Asia-Pasifik.

Adapun mobil yang diproduksi oleh Ford di China termasuk Mondeo, Kuga dan Focus.

Pemerintah China pada hari Selasa mengumumkan sejumlah langkah untuk memacu penjualan mobil, tetapi langkah tersebut tidak memenuhi harapan dan menyeret saham produsen mobil turun.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper