Bisnis.com, PEKANBARU - Beberapa waktu terakhir pengguna kendaraan bermotor di Pekanbaru mengkhawatirkan kondisi mobil dan motor kesayangannya, karena beredar isu memakai premium lebih baik dibandingkan Pertalite.
Renny Rahayu warga Panam Pekanbaru, mengaku khawatir memakai Pertalite, karena dari informasi bengkel mobil yang didatanginya, disebutkan bahwa premium lebih bagus dibandingkan Pertalite.
"Orang bengkelnya bilang kalau makai premium gak gampang rusak, tapi malah Pertalite yang sering masuk bengkel [karena rusak]," katanya Jumat (3/8/2018).
Selain Renny, Nasuha Nasution juga pernah mendengar langsung dari bengkel tentang perbandingan bahan bakar premium dan Pertalite.
Menurut dia info itu belum tentu benar dan dirinya tidak langsung percaya begitu saja. Karena itu dia tetap membeli Pertalite dan juga premium, sesuai kebutuhan dan ketersediaan stok BBM itu di SPBU.
"Jadi saya tidak langsung percaya, tetap aja belinya BBM yang ada di SPBU, kalau ada premium, saya beli kalau gak ada ya Pertalite," katanya.
Bisnis mencoba bertanya langsung ke salah satu bengkel. Mekanik Abadi Baru, Suryadi mengatakan memang ada kasus pengguna Pertalite yang motornya rusak. Tetapi dari pemeriksaan, ternyata bukan soal kualitas.
"Ada memang yang mengalami masalah, tapi setelah dicek rupanya bahan bakar itu sudah bercampur air. Mungkin karena belinya di pengecer," katanya.
Menurut dia, pemilik kendaraan bisa mengantisipasi kerusakan akibat BBM yang bercampur air, dengan cara membeli di SPBU.
Tidak hanya Pertalite, pengguna premium juga kerap mengeluhkan kerusakan di kendaraan. Di antaranya yaitu masalah di pengapian atau busi, serta mesin yang mengelitik.
Pernyataan ini diamini oleh Darmanto, Kepala Bengkel Resmi Diler Suzuki SM Amin Pekanbaru. Menurut dia, penggunaan bahan bakar beroktan rendah bisa berpengaruh pada kinerja mesin.
"Kami selalu sarankan pengguna mobil Suzuki, misalnya LCGC untuk memakai BBM beroktan minimal 92, kalau pakai premium itu masalah utamanya mesin sering mengelitik," katanya.
Dia menjelaskan ada juga pelanggan yang mencampur premium dengan Pertalite, sehingga keluhan mesin ngelitik itu berkurang. Tetapi bila memakai Pertalite secara penuh, keluhan itu akhirnya hilang.
Mesin ngelitik ini disebabkan oktan premium yang rendah, tidak sesuai dengan kebutuhan mesin terbaru dengan syarat memakai oktan 92.
Karena itu Suzuki menurut Darmanto, selalu menyarankan kepada pemilik kendaraan untuk memakai BBM berkualitas.
Sementara itu GM Pertamina MOR I Joko Pitoyo mengatakan adanya isu soal perbandingan premium lebih baik dari Pertalite di Pekanbaru, menjadi perhatian bagi pihaknya.
"Informasi ini akan menjadi perhatian kami, untuk dapat memberikan pemahaman kepada bengkel mobil dan motor bahwa gasoline series itu, semakin tinggi oktannya, kualitasnya makin baik [untuk kendaraan]," katanya.
Pihaknya menjamin setiap produk Pertamina telah disiapkan sebaik mungkin, untuk dapat memenuhi kebutuhan mesin kendaraan dengan teknologi terbaru seperti saat ini.
Produk gasoline series seperti Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo diyakini pihaknya tidak hanya melindungi mesin, tetapi juga membuat konsumsi BBM lebih irit, dan juga ramah bagi lingkungan.
"Jadi kita kan tidak hanya hidup sekarang tapi mewarisi untuk anak cucu kedepan, tentu inginnya mewarisi lingkungan yang sehat, bukan lingkungan yang rusak ya," katanya.
Fact or Fake: Pertalite Membuat Mesin Lebih Cepat Rusak Ketimbang Premium?
Beberapa waktu terakhir pengguna kendaraan bermotor di Pekanbaru mengkhawatirkan kondisi mobil dan motor kesayangannya, karena beredar isu memakai premium lebih baik dibandingkan Pertalite.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Arif Gunawan
Editor : Sutarno
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
3 jam yang lalu