Bisnis.com, JAKARTA - Pencapaian penjualan di satu pameran, tidak terlepas dari andil usher/umpire, para perempuan cantik yang bertugas menjelaskan produk brand yang diwakilinya. Dari penjelasan mereka, para calon pembeli memutuskan membeli-tidaknya sebuah produk.
Namun tidak jarang, ada saja calon pembeli yang berbuat iseng, tidak berkehendak membeli produk, melainkan hanya 'mengganggu' para usher yang berjaga di booth.
"Mereka yang serius dan tidak serius, ketahuan kok. Yang serius biasanya bertanya mendalam perihal produk, tidak lama setelahnya bicara harga. Nah kalau sudah sampai situ, di follow up oleh para sales," kata Novita Sari, usher di booth Suzuki pada pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018.
Menghadapi tipe konsumen seperti itu, para usher bersikap dengan sangat profesional, berusaha menjelaskan sedetail mungkin apa yang diketahuinya tentang produk otomotif.
"Tetapi kalau konsumennya nanya macam-macam, melebar ke sana ke mari, ya dengan sangat terpaksa saya cut [potong], minta maaf untuk melayani calon konsumen lainnya".
Novita yang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta ini tidak menampik adanya calon pembeli berbuat 'iseng', dari mulai menanya hal-hal pribadi seperti nomor handphone.
"Ada malah yang iseng, bisa nggak mbak beli mobil dapat kamu. Saya langsung cut, mohon maaf mengakhiri pembicaraan," tuturnya.
Miss Motor Show IIMS 2018 ini tidak memungkiri profesi yang dijalaninya, seringkali dicibiri oleh sejumlah kalangan dengan tudingan-tudingan negatif.
"Itu terjadi karena mereka tidak begitu mendalam mengetahui profesi ini, tahunya dari kulit luar saja".
Siwi Prasetyorini, juga seorang usher, mengaku seringkali mendapati calon pembeli iseng.
"Ada beberapa yang modelnya seperti itu, setelah basa-basi sepintas soal produk, tak lama kemudian minta nomor handphone. Ya saya persilakan menghubungi pihak agency, mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa, lalu berlalu ke booth lain," katanya.
Bagi Siwi dan koleganya, bekerja secara profesional adalah hal yang tidak bisa ditawar, terutama dalam meyakinkan calon pembeli agar mau membeli produk.
"Kalau klien puas, tentu saja mereka akan menggunakan jasa usher kami di pameran berikutnya. Makanya kami harus bekerja dengan baik, profesional," katanya.
Umumnya para usher bekerja 5-6 jam dalam seharinya, dengan bayaran di kisaran Rp1 juta. Fee tersebut sudah bersih untuk dibawa pulang.
"Lumayan untuk keperluan biaya kuliah dan uang jajan," kata kolega Siwi.
Novita, Siwi dan para usher, berharap event-event besar sekelas IIMS, bisa lebih banyak lagi digelar di waktu-waktu mendatang.
"Bravo dunia otomotif Indonesia, sukses untuk IIMS 2018, sampai bersua lagi di IIMS 2019," ujar Novita..