Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Alat Berat Naik Signifikan Sepanjang 2017

Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) mencatat pertumbuhan penjualan yang signifikan sepanjang 2017. Produksi alat berat untuk kebutuhan konstruksi dan pertambangan naik 52,5% dibandingkan dengan 2016, menjadi 5.609 unit.
Pekerja menggunakan alat berat membangun Bendungan Leuwikeris di aliaran Sungai Citanduy, Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (18/7)./ANTARA-Adeng Bustomi
Pekerja menggunakan alat berat membangun Bendungan Leuwikeris di aliaran Sungai Citanduy, Desa Handapherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (18/7)./ANTARA-Adeng Bustomi

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) mencatat pertumbuhan kinerja yang signifikan sepanjang 2017, didukung oleh produksi alat berat untuk kebutuhan konstruksi dan pertambangan yang naik 52,5% dibandingkan dengan 2016, menjadi 5.609 unit.

Berdasarkan data Hinabi, sepanjang tahun lalu, hydraulic excavator berkontribusi paling tinggi dengan 5.002 unit atau 89,18% dari total volume produksi. Diikuti oleh bulldozer 375 unit, dump truck 151 unit, dan motor grader 81 unit.

Ketua Umum Hinabi Jamaludin mengatakan capaian tahun lalu di atas rencana awal.

“Rencana produksi 2017 4.400 unit. Aktualnya sampai 5.609 unit,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (13/2/2018).

Sektor pertambangan masih memberikan kontribusi terbesar, di mana sebanyak kurang lebih 70% total produksi adalah permintaan dari sektor tersebut. Tidak seperti untuk keperluan konstruksi, alat berat pertambangan perlu dilakukan peremajaan setidaknya satu tahun sekali.

Masa pakai alat berat untuk kegiatan pertambangan berkurang drastis dibandingkan dengan peruntukan pembangunan infrastruktur. Selain itu, para pengusaha konstruksi juga sering kali tidak membeli alat berat, tapi memilih sistem sewa.

Sebelumnya, Jamaludin sempat pesimis perbaikan harga komoditas tidak akan mampu mengerek jauh industri alat berat pada tahun lalu. Dia hanya memprediksi volume produksi alat berat konstruksi dan pertambangan tumbuh 5% dibandingkan tahun lalu.

Pada 2016, untuk pertama kalinya produksi alat berat merangkak naik setelah tergerus selama lima tahun sebelumnya. Volume penjualan naik 4,05% atau dari 3.535 unit menjadi 3.678 unit.

Kemudian tren tersebut terus berlanjut. Pada kuartal I/2017, volume produksi alat berat ditutup dengan kenaikan 88% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini juga dipengaruhi oleh permintaan tahun lalu yang baru dapat direalisasikan pada awal tahun ini.

Produksi alat berat konstruksi dan pertambangan kembali naik, sebesar 67,71% sepanjang semester I/2017 secara year-on-year (yoy) atau dari 1.471 unit menjadi 2.467 unit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper