Bisnis.com, JAKARTA – Mitsubishi Motors Corporation (MMC) mengumumkan kenaikan volume penjualan ritel sebesar 10% pada tahun kalender 2017. Perusahaan otomotif asal Jepang ini menjual 1.030.000 unit kendaraan.
Kuartal terakhir 2017 menjadi momentum berharga bagi MMC. Sebab penjualan ritel naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 279.000 unit.
Trevor Mann, Chief Operating Officer Mitsubishi Motors, mengatakan puas dengan capaian 2017. “Kinerja yang kuat yang dipimpin oleh bisnis kami di China dan kawasan Asean. Kami juga bersemangat melihat bisnis domestik kami di Jepang melakukan langkah pertama menuju pemulihan,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (30/1).
China, pasar terbesar MMC, memimpin laju pertumbuhan dengan kenaikan 56% menjadi 129.000 unit. Wilayah ini merupakan pasar utama MMC dalam rencana strategis tiga tahunan.
MMC juga menorehkan sejarah di Amerika Serikat dengan pertama kalinya menembus angka penjualan di atas 100.000 unit sejak 2007. DI wilayah ini penjualan Mitsubishi naik 8% menjadi 104.000 unit.
Sementara itu Indonesia juga menjadi penyumbang kekuatan MMC di kawasan Asean. Hal ini didukukung oleh peluncuran mobil kecil serbaguna (LMPV) Xpander. Mobil ini membuat volume produksi naik 19% menjadi 80.000.
Performa kuat lainnya berasal dari Thailand, penjualan tahunan naik 26% menjadi 70.000 unit. Begitu juga dengan Filipina yang naik 20% menjadi 71.000 unit, dan Australia naik 10% menjadi 81.000 unit.
Adapun di seluruh kawasan Asean, penjualan tahunan tumbuh sebesar 17% menjadi 242.00 unit. Mitsubishi Motors mengklaim memiliki pangsa pasar lebih dari 5% di masing-masing negara, seperti Indonesia, Thailand, Filipina dan Australia.
Di benua lain, penjualan juga menorehkan pertumbuhan. Di Jerman penjualan ritel naik 16% menjadi 45.000 unit. Perusahaan juga mendapat keuntungan dari pemulihan ekonomi Rusia, di mana volume tahunan meningkat sebesar 45% menjadi 24.000 unit.
Bisnis MMC di Jepang juga mencatat kemajuan, dengan kenaikan penjualan 7% menjadi 92.000 unit. Hal ini disebabkan oleh pemasaran model kei-car kembali berlanjut setelah penghentian di tahun 2016.
Namun sebaliknya, terjadi penurunan penjualan 18% menjadi 24.000 unit di Uni Emirat Arab, diantaranya disebabkan karena adanya ketegangan regional.