Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Listrik Dorong Permintaan Nikel

Potensi pertumbuhan mobil listrik memberikan peluang bagi sektor pertambangan nikel. Sebab baterai lithium mobil listrik yang mengandung nikel akan mampu menahan daya lebih banyak untuk jarak perjalanan yang lebih jauh.
Nikel/Istimewa
Nikel/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Potensi pertumbuhan mobil listrik memberikan peluang bagi sektor pertambangan nikel. Sebab baterai lithium mobil listrik yang mengandung nikel akan mampu menahan daya lebih banyak untuk jarak perjalanan yang lebih jauh.

Namun, tidak semua penambang nikel akan meraup untung. Menurut analis di UBS, separoh nikel yang beredar di dunia tidak sesuai untuk baterai mobil listrik, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (1/11/2017).

Beberapa produsen bermutu tinggi, termasuk BHP Norilsk Nickel, Vale dan Sumitomo Corp, bergerak cepat untuk memanfaatkan hal tersebut. Mereka melakukan kontrak pasokan jangka panjang dengan produsen baterai kendaraan listrik.

"Tidak semua orang akan menjadi pemenang. Kami telah bertemu dengan sejumlah produsen baterai, dan mereka sangat spesifik mengenai persyaratan mereka," kata Dan Lougher, Chief Executive Western Areas, perusahaan nikel yang berbasis di Australia.

Norilsk, penambang nikel terbesar di dunia, pada bulan Juni mengumumkan kontrak dengan produseb baterai Jerman, BASF.

Dalam beberapa pekan, BHP mengumumkan rencana untuk memperbaiki kembali divisi Nickel West untuk mulai mengirim nikel ke produsen baterai pada April 2019.

Pengumuman tersebut menandai sebuah titik balik untuk West Nickel, yang dua tahun yang lalu menjelang ajal, dengan tenaga kerja 2.000 orang yang terancam diberhentikan pada 2019.

Eduard Haegel, kepala divisi West Nickel, mengharapkan permintaan baterai kendaraan listrik mencapai sekitar 90% dari capaian tahunan divisi tersebu, atau sebesar 100.000 ton dalam enam tahun ke depan.

Adapun UBS mengestimasikan 15 juta mobil listrik akan melaju di jalan raya pada 2025. Hal ini akan mendongkrak kebutuhan nikel sekitar 10%--40% dari permintaan pasar saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper