Bisnis.com, JAKARTA – Produsen sepeda elektronik (e-sepeda) Eropa mengajukan keluhan kepada Komisi Eropa mengenai impor e-sepeda murah dari China. Sebab perusahaan dari negara Tirai Bambu itu menjual dengan harga terlalu rendah dengan bantuan subsidi yang tidak adil.
Asosiasi Produsen Sepeda Eropa (EBMA) mengajukan keluhan yang menuduh dumping e-sepeda oleh perusahaan China yang mereka katakan membanjiri pasar dengan harga yang terkadang di bawah biaya produksi.
Sekjen EBMA Moreno Fioravanti mengatakan bahwa orang-orang Eropa membeli sekitar 20 juta sepeda per tahun, dimana sekitar 10% sekarang menjadi motor listrik. Perusahaan-perusahaan Eropa telah mempelopori teknologi pedal bantuan yang digunakan e-sepeda dan telah menginvestasikan sekitar 1 miliar euro atau senilai US$1,2 miliar tahun lalu, tetapi berisiko kehilangan bisnis karena China.
"Hari ini sepeda Eropa adalah yang terbaik di dunia dan kita harus berinvestasi setiap tahun untuk memperbarui jangkauan. Mereka [China] mendapatkan uang dari pemerintah dan subsidinya berdampak 30%, 40%, bahkan 50% dari harga produk, "kata Fioravanti, seperti dikutip dari Reuters, Senin (2/10/2017).
EBMA mengatakan lebih dari 430.000 unit e-sepeda China terjual di kawasan Eropa pada tahun 2016, atau naik 40% dari tahun sebelumnya. Diperkiraan jumlah tersebut akan meningkat hampir 100%, atau menjadi sekitar 800.000 unit pada tahun 2017.
Komisi Eropa akan mempertimbangkan apakah akan mulai penyelidikan hingga akhir Oktober. Penyelidikan semacam ini, apabila dilakukan, akan menjadi yang terbaru dalam serangkaian penyelidikan terhadap ekspor China mulai dari panel surya hingga baja dan dapat meningkatkan ketegangan perdagangan dengan Beijing.