Bisnis.com, JAKARTA – PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) menilai bisnis industri aftermarket lebih kuat dibandingkan dengan menjadi produsen peralatan asli (OEM) untuk pabrikan otomotif, karena lebih tahan terhadap kondisi krisis.
Saat ini di Indonesia sekitar 90% produk SMSM beredar di aftermarket, sedangkan secara global hampir 99%. “Kami cari pasar yang tahan krisis, untuk apa cari yang fragile [rapuh],” kata Direktur SMSM Ang Andri Pribadi saat dikunjungi Bisnis di Wisma ADR, Jakarta, Senin (29/5/2017).
Andri menjelaskan dalam kondisi krisis aftermarket lebih memiliki kemampuan untuk tetap bergerak. Pabrikan otomotif sudah pasti akan terkena dampak langsung dengan mengurangi jumlah produksi kendaraan, yang pada akhirnya berujung pada pembatasan pembelian komponen.
Sementara itu aftermarket mengarah kepada end user yang tetap membutuhkan komponen pengganti untuk membuat kendaraan dapat tetap beroperasi dengan baik. “Kalau krisis, yang punya mobil tetap ganti filter oli,” kata Andri.
Terbukti saat beberapa kali Indonesia dilanda krisis, performa SMSM tidak terganggu, malah cenderung naik. Tentu hal ini juga disebabkan karena 70% dari volume penjualan produk SMSM didistribusikan ke luar negeri.