Bisnis.com, JAKARTA – Keterbatasan infrastruktur membuat PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) kesulitan menjual bus berbahan bakar gas atau CNG (compressed natural gas).
Setelah menyelesaikan 60 unit bus CNG akhir tahun lalu untuk PT Transjakarta, hingga bulan ketiga tahun ini belum ada pemesanan lain.
Menurut Direktur Penjualan dan Promosi PT HMSI Santiko Wardoyo, pangsa pasar bus CNG sangat sedikit. “Sementara ini iya [Jakarta saja]. Daerah lain sulit, infrastrukturnya mana?” katanya kepada Bisnis, Kamis (9/3/2017).
Meskipun kebijakan konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG) sudah digaungkan pemerintah beberapa tahun lalu, daerah selain Jakata masih kesulitan menerapkannya.
Organisasi Angkutan Darat (Organda) Yogyakarta mengatakan sempat melakukan uji coba menerapkan BBG pada angkutan umum taksi.
Dari hasil uji coba tersebut, kendaraan yang menggunakan BBG memang memberikan sejumlah keuntungan. Di antaranya irit bahan bakar dan mengurangi polusi.
Namun, menerapkan BBG pada kendaraan umum bukan perkara mudah, khususnya untuk bus pariwisata di Yogyakarta yang memiliki rute hingga ke daerah Sumatra.
“Kalau pariwisata apa bisa? Apa sudah siap infrastrukturnya?” kata Ketua Umum Organda Yogyakarta Agus Andrianto.