Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Pasar Berubah, Hyundai Kencangkan Ikat Pinggang

Hyundai Motor tengah menghadapi penurunan laba tahunan berturut-turut. Hal itu membuat raksasa otomotif asal Korea Selatan harus mengencangkan ikat pinggang
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, SEOUL—Hyundai Motor tengah menghadapi penurunan laba tahunan berturut-turut. Hal itu membuat raksasa otomotif asal Korea Selatan harus mengencangkan ‘ikat pinggang’.

Seperti dikutip dari Reuters, Senn (26/12), seorang eksekutif Hyundai Motor yang enggan disebut namanya menjelaskan, perusahaan melakukan penghematan anggaran dengan berbagai cara. Diantaranya, perjalanan bagi karyawan di luar negeri diturunkan ke kelas bisnis.

Apa sebabnya? Produsen mobil Korea Selatan itu telah terpukul karena berkurangnya permintaan di pasar negara berkembang. Masalah tersebut salah satunya timbul karena pergeseran tren pasar otomotif global di mana model SUV kian diminati daripada sedan.

"Kami sedang berusaha untuk mengatasi ketidaksesuaian antara tren pasar dan line up kami. Itu rencana jangka panjang, untuk saat ini kami sedang berusaha untuk menghemat setiap sen ," kata salah satu orang dalam Hyundai, mengacu pada kebutuhan untuk lebih memperbanyak model SUV.

Sejak Oktober, eksekutif Hyundai Motor Group telah mengalami pemtongan gaji hingga 10%. Langkah tersebut diambil untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. Jumlah eksekutif di Hyundai Motor sendiri telah meningkat sebesar 44% dalam lima tahun terakhir.

Perusahaan pun telah menurunkan kelas kamar hotel untuk para eksekutif. Bahkan, rapat-rapat penting dilakukan melalui konferensi video sebagai alternatif yang lebih murah.

"Kami dalam mode manajemen darurat," kata orang dalam yang lain, yang tidak mau disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media.

Sebelumnya, Hyundai tumbuh dengan cepat setelah krisis keuangan global dengan penjualan yang tinggi dari model sedan Sonata dan Elantra. Saat itu, Hyundai menjadi satu-satunya produsen mobil yang dapat meningkatkan penjualan di Amerika Serikat pada 2009.

Tapi Hyundai tak bisa mempertahankan momentum itu saat tren penjualan SUV mengalami ledakan di pasar.  Hal itu membuat saham Hyundai Motor jatuh 40% dalam tiga tahun terakhir, dan menjadikannya pemain terburuk di antara produsen mobil global.

Penjualan Hyundai dan afiliasinya Kia Motors, tahun ini diperkirakan turun ke 8 juta unit. Adapun untuk tahun depan Hyundai-Kia Executive Vice President dan kepala penelitian Park Hong-jae menargetkan penjualan terkatrol kembali menjadi sekitar 8,2 juta unit dengan asumsi penguatan pasar di Brasil dan Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper