Bisnis.com, SYDNEY - Ford Motor Co akan meningkatkan investasi untuk peningkatan kapabilitas desain kendaraan di Australia, meski pabrikan mobil asal Amerika Serikat tersebut sudah menutup produksi pada Oktober 2016.
Ford mengakhiri produksi di Australia setelah 91 tahun membuat mobil di Negeri Kangguru tersebut. Lini produksi di pinggiran Melbourne ditutup karena penurunan daya saing manufaktur Australia dan berkurangnya pasar sedan besar di sana.
Kendati demikian, perusahaan akan menghabiskan total A$500 juta dana investasi pada penelitian dan pengembangan di Australia selama tiga tahun ke depan. Dari jumlah tersebut sebesar A$450 juta diperkirakan terserap pada 2017.
Investasi untuk tahun depan tersebut meningkat dari A$150 juta dibandingkan dengan tahun lalu. Penanaman modal di Australia khusus untuk meningkatkan kemampuan desain dan membangun fasilitas pengujian.
Fasilitas desain di Australia tersebut adalah salah satu dari tiga lokasi kunci yang menjadi pusat pengembangan kendaraan yang akan dipasarkan di seluruh dunia.
Dua lainnya terletak di Detroit, Michigan, Amerika Serikat dan Cologne, Jerman.
Tahun lalu Ford menghabiskan US$6,7 miliar untuk investasi penelitian dan pengembangan secara globa. Dua minggu lalu Ford pun mengumumkan akan meminjam US$2,8 miliar untuk pengembangan teknologi baru.
"Ford, seperti pembuat mobil besar lainnya di AS, memprodksi mobil begitu besar tetapi agak ketinggalan jaman dan mereka masih berjuang untuk mengejar ketinggalan," kata Michael Rafferty, seorang profesor di sekolah manajemen di Royal Melbourne University of Technology, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/12)
Pembuat mobil seperti General Motors dan Toyota mengikuti langkah Ford dalam menutup fasilitas produksi di Australia tahun depan. Keputusan itu diambil pada 2013 ketika dolar Australia atas dolar AS, sehingga membuat manufaktur lokal mengalami penurunan daya saing.