Bisnis.com, JAKARTA – Produsen sepeda motor asal Amerika Serikat, Harley Davidson Inc akan meningkatkan pertumbuhan bisnisnya dengan ekspansi di Asia, agar tidak bergantung pada penjualan di dalam negeri.
CEO Harley Davidson Matthew Levatich menyatakan, pihaknya akan membuka pemasaran di sejumlah negara baru di Asia, seperti Kamboja yang saat ini masih dalam kajian, serta memperluas jaringan diler.
Selain itu, Levatich optimistis terhadap pertumbuhan bisnis di pasar Asia eksisting, seperti China, India dan Vietnam.
“Ada jumlah potensi yang luar biasa di kawasan itu,” katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (13/10/2016).
Levatich tidak merinci target bisnis Asia Pasifik pada tahun depan, namun dia mengatakan bahwa sebagian besar jaringan diler baru internasional akan mulai masuk di kawasan ini.
Sebagai catatan, Asia Pasifik berkontribusi sebesar 12% dari total penjualan retail Harley pada 2015.
“Saya kira Asia Pasifik akan menjadi lebih signfikan dalam bagian bisnis kami,” ujarnya.
Harley menghadapi permintaan yang melambat untuk produk sepeda motor di pasar terbesarnya, Amerika Serikat pada tahun ini. Pihaknya memangkas target penjualan pada Juli.
Di pasar negara berkembang seperti Asia, Harley mengharapkan dapat meningkatkan jumlah pengguna. Asia masih dinilai sebagai rumah untuk penjualan kendaraan beroda dua terbesar, meskipun masih didominasi oleh sepeda motor lower-end, bukan kelas Luxury seperti Harley.
Sebelumnya, Harley menyatakan bahwa penjualan retail produknya di Asia sempat tertekan setelah memutuskan keluar dari pasar Indonesia, yang padahal sangat populer dengan kendaraan roda duanya.