Bisnis.com, SEOUL - Pabrikan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor, pada kuartal pertama tahun ini mengalami penurunan laba secara global.
Dikutip Reuters, Selasa (26/4/2016), kekuatan Hyundai di segmen sedan kecil yang hemat bahan bakar membantu penjualan produsen mobil itu selama krisis ekonomi global.
Akan tetapi, perusahaan tertinggal di pasar SUV seiring pergeseran pasar global ke segmen tersebut dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh penurunan harga minyak global.
Hyundai Motor, produsen mobil terbesar kelima di dunia bersama-sama dengan afiliasi Kia Motors melaporkan laba bersih 1,69 triliun won atau setara US$1,47 miliar untuk kuartal pertama, turun 12% persen dari tahun lalu.
Meski demikian, pencapaian laba tersebut di atas estimasi 14 analis yang disurvei oleh Thomson Reuters yaitu 1,46 triliun won. Adapun laba operasional menurun 16% menjadi 1,34 triliun won sedangkan pendapatan naik 7% menjadi 22,35 triluin won.
Penjualan global Hyundai Motor turun 6% menjadi 1,1 juta unit kendaraan pada kuartal pertama. Di pasar otomotif terbesar dunia, China, kuartal pertama penjualan kendaraan Hyundai turun 10%. Padahal, di negeri Tirai Bambu pemerintah melakukan pemotongan pajak atas pembelian mobil kecil untuk menggenjot konsumsi saat ekonomi global melambat.
Hyundai, bersama-sama dengan Kia, memiliki penjualan tertinggi untuk pasar negara berkembang, termasuk China, Rusia dan Brasil. Hal itu membuat Hyundai rentan terhadap perlambatan di pasar tersebut.
Di pasar Amerika Serikat, di mana penjualan segmen SUV dan truk sangat besar, Hyundai membukukan penjualan yang flat pada kuartal pertama. Hal itu terjadi karena terbebani oleh lineup sedan besar yang pamornya kalah dengan SUV.