Bisnis.com, BOGOR- PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku agen tunggal pemegang merek Mitsubishi pada tahun ini akan meningkatkan penjualan salah satunya dengan cara menambah outlet di seluruh Indonesia.
Irwan Kuncoro, Operating General Manager MMC Sales & Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) mengatakan hingga kuartal pertama tahun depan pihaknya menargetkan untuk membangun sekitar 94 outlet antara lain kawasan Jawa, Sumatera hingga Indonesia Timur.
Pihaknya menyadari penjualan Mitsubishi saat ini masih di bawah beberapa pemain lain seperti Toyota, Honda, Daihatsu dan Suzuki. Oleh karena itu, dibangunnya beberapa outlet ke depan bisa memudahkan pasar dalam menerima produk Mitsubishi.
Hingga saat ini, total outlet Mitsubishi yang dibangun PT KTB mencapai 256 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun, sekitar 78 outlet dibangun khusus untuk diler passenger car.
"Tapi kami yakin masih punya kesempatan menjadi main player khususnya di segmen passenger car," ujarnya di sela peresmian diler di Bogor, Minggu (17/4/2016).
Berdasarkan catatan Bisnis, penjualan Mitsubishi selama Januari hingga Maret tahun ini mencapai sekitar 26.700 unit atau terkerek hingga 12% dari capaian penjualan tahun lalu pada periode yang sama sekitar 30.270 unit.
Dengan demikian, lanjutnya, berbagai strategi akan terus dilakukan PT KTB untuk lebih menggenjot penjualan demi berada di empat pemain besar penjualan kendaraan.
Irwan memaparkan terdapat beberapa langkah yang akan ditempuh untuk memperbaiki penjualan.
Pada kuartal ketiga tahun ini pihaknya akan rilis Mirage yang baru dan tahun depan akan rilis small MPV yang banyak diminati pasar. Adapun, rencana perusahaan yang paling ditunggu adalah membangun pabrik yang baru.
Imam Choeru Cahya, Head of MMC Sales & Marketing Group PT KTB mengatakan selain dijadikan sebagai diler resmi, outlet yang dibangun juga diharapkan bisa melayani after sales produk Mitsubishi.
Dia memaparkan hampir setiap outlet akan memeroleh pendapatan dari jasa service, sparepart dan lainnya bagi perusahaan.
"Kalau yang after sales kami belum ada data resminya seperti apa, tapi kalau direratakan 25 unit kendaraan masuk tinggal dikalikan saja dangan biaya per jamnya," katanya.