Bisnis.com, JAKARTA – Ipsos Business Consulting memprediksi penjualan kendaraan niaga ringan atau gasoline light-duty truck (GLDT) masih akan melaju hingga 4 tahun mendatang seiring meningkatnya tren kebutuhan angkutan dalam kota yang efisien.
Dalam riset yang dilakukan, Ipsos memprediksi GLDT akan mengalami pertumbuhan sebesar 4,6% pada 2020. Adapun secara keseluruhan, kinerja segmen truk diperkirakan hanya akan mencapai 3,5%.
“GLDT menjadi segmen utama pertumbuhan karena kebutuhan untuk meningkatkan logistik dalam kota yang efisien semakin besar,” tulis laporan Ipsos, Senin (4/4/2016).
Kurang agresifnya pertumbuhan segmen truk secara umum disebabkan oleh sejumlah hal, antara lain karena lanskap bisnis yang selalu berubah seperti sektor pertambangan dan logistik, terutama pelemahan harga komoditas.
Sementara segmen kendaraan komersial ringan akan terus tumbuh karena kendaraan jenis ini akan menjadi andalan masyarakat perkotaan dalam menjalankan bisnisnya, terutama bisnis ritel atau angkutan antar kota.
Direktur Marketing Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC) Duljatmono mengakui laju penjualan truk di Tanah Air sangat dipengaruhi harga komoditas serta realisasi proyek infrastruktur pemerintah.
“Yang memberikan daya dorong bergeraknya ekonomi memang infrastruktur. Kami berharap infrastruktur bergerak agar bisnis terus berjalan,” kata dia.
Dia belum bisa memastikan pertumbuhan penjualan hingga empat tahun mendatang. Menurutnya, capaian pada 2020 akan tergantung dari iklim bisnis pada tiga tahun sebelumnya.
“Kalau hitung-hitungan penjualan kami belum sampai 2020. Nanti tergantung kondisi ekonomi,” imbuh Duljatmono.
Ipsos memprediksi total penjualan truk pada 2020 berkisar 310.000 unit, meningkat tipis dari capaian pada tahun lalu yang sebanyak 260.850 unit.
GLDT diprediksi terjual sebanyak 194.000 unit, heavy duty truck (HDT) sebanyak 17.000 unit, medium duty truck (MDT) sebanyak 69.000 unit, serta light duty dump truck (LDDT) sebanyak 30 unit.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Henry Tanoto mengatakan penjualan kendaraan komersial sejauh ini memang belum menggembirakan, kendati sejumlah proyek infrastruktur pemerintah telah terealisasi.
“Market komersial untuk sementara ini turun, dan kelihatannya masih akan turun hingga akhir tahun ini. Kami memang berharap benar ada perbaikan dan peningkatan itu terjadi,” harapnya.
Toyota mematok target realistis pada tahun ini, yakni hanya mempertahankan penguasaan pasar yang diraih tahun lalu. “Target kami hanya mempertahankan market share saja.”
Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan truk pada Februari tahun ini hanya sebanyak 5.628 unit, turun sekitar 31,3% dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 8.198 unit.
Namun jika dibandingkan realisasi Januari tahun ini, kinerja bulan kedua 2015 mengalami kenaikan. Pada bulan pertama tahun ini penjualan truk sebanyak 5.565 unit.
Hingga Februari tahun ini, segmen truk ringan hanya mencatatkan penjualan sekitar 4.326 unit. Volume itu lebih rendah 35,7% dibandingkan Februari tahun lalu yang mencapai 6.735 unit.
Sementara itu jumlah penjualan truk segmen medium pun ikut turun. Selama bulan lalu, penjualan truk medium hanya sekitar 657 unit, turun ketimbang raihan Februari 2015 yang sebanyak 821 unit.
Di sisi lain, penjualan truk berat agak stabil. Sepanjang Februari tahun ini, penjualan truk berat masih sekitar 645 unit, tak berbeda dengan tahun lalu yang sekitar 642 unit.