Bisnis.com, JAKARTA - Truk berat Volkswagen AG mempertimbangkan kesempatan untuk akuisisi dan initial public offering (IPO) sebagai strategi ekspansi di mana kini terjadi reorganisasi pada perusahaan induknya.
Kepala Divisi Truk Andreas Renschler mengatakan Amerika Serikat adalah satu-satunya pasar utama di mana unitnya tidak memiliki eksistensi yang signifikan, dan China adalah daerah kunci untuk ekspansi.
Strategi ini akan menantang pemimpin industri global Daimler AG dan Volvo AB dan pesaing-pesaing dari negara berkembang
"Kami tengah menyimpan semua opsi untuk membuka kesempatan menjadi pemimpin global dalam hal profitabilitas, inovasi yang berorientasi pelanggan, dan eksistensi global, bukan hanya sekedar volume," katanya.
Tidak seperti saudaranya, unit truk Volkswagen tidak ikut terjerat skandal emisi. Tapi tetap saja krisis tersebut memicu perubahan manajemen dan memberikan kelonggaran bagi 12 merek yang ada di bawah grup Volkaswagen menentukan pilihannya sendiri.
"Para pemegang saham tentu akan memyambut baik IPO truk VW karena perusahaan ini akan segera membagi nilainya setelah bertahun-tahun membangun kerajaan bisnis otomotif," katanya.
Arndt Ellinghorst, analis Evercore ISI dari London mengestimasikan nilai aset truk VW mencapai sekitar 20 miliar euro (US$22,3 miliar). Sahamnya turun 2,3% menjadi 100,75 euro di Frankfurt.
Perusahaan ini telah kehilangan hampir 22 miliar euro pada nilai pasar sejak skandal emisi merebak ke telinga publik pada 18 September lalu.
Amerika Utara masih menjadi pasar yang potensial bagi Volkswagen. Di lain sisi, Daimler dan Volvo menikmati pangsa pasar Amerika Utara. Namun tetap saja penjualan di pasar tersebut cenderung landai karena banyak truk sudah tidak dipakai.
Volvo telah merubah total targetnya dan memprediksi bahwa industri truk di Amerika Utara akan menyusut 7% tahun ini. Ini akan menjadi ancaman bagi industri.
Ketika ditanyai soal rrencana akuisisi, dia menolak berkomentar terkait apakah Volkswagen tertarik untuk membeli produsen truk Paccar Inc atau Navistar International Corp yang dimiliki Carl Icahn.