Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Sepeda Motor Di Sulawesi Merosot Paling Tipis, Ini Sebabnya

Pasar sepeda motor di Sulawesi tergerus paling tipis dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia, sektor komoditas yang beragam berhasil menekan angka penurunan penjualan
Perkembangan penjualan motor di Indonesia. / Bisnis
Perkembangan penjualan motor di Indonesia. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar sepeda motor di Sulawesi tergerus paling tipis dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia, sektor komoditas yang beragam berhasil menekan angka penurunan penjualan.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) membagi kawasan penjualan di Indonesia menjadi enam wilayah besar yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua termasuk Maluku serta Bali yang di dalamnya mencakup Nusa Tenggara.

Pada Januari-November 2015, total penjualan sepeda motor di kawasan Sulawesi mencapai 453.716 unit. Jumlah itu menurun sekitar 7,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 489.640 unit.

Adapun untuk wilayah lainnya, yaitu Sumatera total penjualan di kawasan itu pada Januari-November 2015 mencapai 1,036 juta unit. Raihan itu merosot sekitar 23,4% dari waktu yang sama pada 2014 yang sebanyak  1,353 juta unit.

Di Jawa, pasar pada Januari-November 2015 sebanyak 3,831 juta unit menurun 16,8% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 4,606 juta unit. Di kawasan Bali dan Nusa Tenggara penjualan di sebelas bulan pada 2015 menapak 270.216 unit.

Perolehan itu menuun 14,2% dari kurun waktu yang sama tahun lalu yang sebanyak 314.856 unit. Di wilayah Kalimantan penjualan hingga November tahun ini hanya 335.774 unit, merosot paling tajam yaitu sekitar 33,6% dari raihan di waktu yang sama pada 2014 yang sebanyak 505.914 unit.

Sementara itu penjualan di Papua dan Maluku menurun 13,9% dengan capain 28.688 unit pada Januari-November 2015. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 33.305 unit.

Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala menuturkan, ketika dirinya berkunjung ke Sulawesi pemerintah daerah di sana mengungkapkan, daya beli masyarakat relatif terjaga karena tulang punggung ekonomi disandarkan pada sektor komoditas yang beragam. 

“Komoditas sebagai penyokong ekonomi di sana beragama seperti jagung, kopi, kakao dan lain-lain. Begitu satu turun harga ada yang lain untuk menopang,” katanya kepada Bisnis, Selasa (28/12).

Menurut dia, hal itu berbeda dengan kawasan Sumatera dengan penurunan pasar kedua terbesar setelah Kalimantan. Di sana cenderung mengandalkan satu sektor komoditas yaitu kelapa sawit.

“Kalau hanya mengandalkan satu komoditas, saat kelebihan pasokan harga bisa turun. Di Sulawesi tidak demikian,” lanjutnya.

Sigit pun mengomentari pasar di Bali. Menurut dia, meski sektor pariwisata tetap bergairah daya beli di sana masih tertahan pelambatan ekonomi.

Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Margono Tanuwijaya mengamini Sigit terkait penurunan di kawasan Sulawesi yang menjadi terkecil.

Lebih jauh dia menilai, Kalimantan dan Sumatera mengalami penurunan terbesar karena saat pelambatan ekonomi sektor batu bara dan kelapa sawit mengalami penurunan yang sangat parah.

“Karakter ketiga pulau itu berbeda Sulawesi komoditasnya banyak jadi bisa bertahan. Kalimantan paling parah karena bergantung pda batu bara dan Sumatera kedua paling parah karena sawit masih anjlok ,” ujarnya kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.

Di sisi lain kawasan Jawa mengalami penurunan ketiga terbesar. Dia mengungkapkan hal ini tak terlepas dari sektor industri yang turun di wilayah tersebut.

“Saat industri turun karena ekonomi melambat tidak sedikit yang kena PHK. Sehingga daya beli masyarakat pun turun,” ucapnya.

Dia menambahkan, meski setiap daerah memiliki karakter pasar yang berbeda pihaknya tetap fokus menggenjot penjualan di setiap wilayah. Termasuk kawasan Papua dan Maluku dengan pasar terkecil.

Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra melihat wajar jika pasar di Kalimantan dan Sumatera mengalami penurunan paling tajam dan Sulawesi menjadi terendah.

Dia mengamini Sigit dan Margono terkait perbedaan karakter pasar di masing-masing wilayah. Bahkan menurutnya, tahun depan pasar yang bergantung pada komoditas yang tak beragam dan barang tambang akan sulit bergerak banyak.

“Karena barang tambang seperti batu bara dan kelapa sawit ini diperkirakan tahun depan masih turun terpengaruh kondisi global,” cetusnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler