Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Penjualan Sepeda Motor Terus Melandai

Total penjualan sepeda motor November hanya menapak 565.066 unit turun 9,8% dari Oktober sebanyak 626.725 unit, dengan capaian pada bulan kesebelas tersebut menunjukkan penjualan terus melandai pada semester II/2015
/Bisnis.com
/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Total penjualan sepeda motor November hanya menapak 565.066 unit turun 9,8% dari Oktober sebanyak 626.725 unit, dengan capaian pada bulan kesebelas tersebut menunjukkan penjualan terus melandai pada semester II/2015.

Merujuk data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), memasuki paruh kedua tahun ini total pasar sepeda motor sempat anjlok dengan penjualan pada Juli yang hanya 439.245 unit. Jumlah itu turun dari bulan terakhir di semester pertama tahun ini yang mencapai 588.675 unit.

Dari informasi yang Bisnis himpun, pelaku usaha menilai wajar penurunan penjualan yang terjadi pada Juli karena hari efektif kerja terpotong libur Lebaran. Pelaku bisnis di industri sepeda motor sempat berharap penjualan di bulan-bulan berikutnya kembali terkatrol.

Harapan itu digantungkan pada program pembangunan pemerintah yang diharapkan tergenjot pada semester kedua yang dapat mmutar roda perekonomian. Penjualan memang sempat naik pada Agustus menjadi 645.997 unit, pertumbuhan itu dinilai pelaku usaha terdongkrak daya beli karena Lebaran.

Bulan berikutnya penjualan menurun menjadi 632.227. Menilai grafik yang cenderung melambat tersebut, Ktua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan pasar di kuartal terakhir tahun ini masih berat. Hal tersebut di luar ekspektasi pelaku usaha saat memasuki semester kedua.

Sigit mengatakan, pasar semakin melandai karena tidak ada perkembangan yang signifikan di sektor komodistas yang memang menopang ekonomi beberapa wilayah penjualan. Di sisi lain, di daerah-daerah yang bergantung pada sektor pertanian pun belum memasuki masa panen.

 “Kuartal empat ini belum ada perkembangan, pasar sepeda motor erat hubungannya dengan komoditas dan disamping itu panenan pengaruh juga. Panen baru akan Februari tahun depan itu pun kalau tidak bergeser karena elnino,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (9/12).

Sigit melanjutkan, pasar akhir tahun pun semakin sulit merangkak naik karena ada pola pikir pada konsumen di Indonesia yang enggan membeli kendaraan di akhir tahun. Pasalnya, konsumen yang berpikiran demikian meninginkan kendaraan baru dengan tahun yang lebih ‘muda’.

Asisten GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Mohammad Masykur menyebut, pasar pada November dan Desember memang akan terus melandai. Senada dengan Sigit, selain karena faktor pelambatan ekonomi dia menilai ada sebagian konsumen yang berpikir lebih baik menunda pembelian sepeda motor hingga tahun depan.

“Karena sebagian masyarakat menginginkan nomor registrasi 2016,” ujarnya kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.

Dia menambahkan, masyarakat yang memilih menunda pembelian hingga tahun depan tersebut memang membutuhkan sepeda motor baru. Akan tetapi sifatnya additional atau sepeda motor tambahan.

“Yang menunggu beli tahun depan itu mayoritas bukan pembelian sepeda motor pertama,” ujarnya.

Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) Margono Tanuwijaya mengatakan, daya beli menjelang akhir tahun belum bergerak naik karena ekonomi masih melambat. Alhasil, pabrikan harus menekan pasokan ke diler agar setok terjaga.

“Karena data AISI itu kita berbicara wholesales, penjualan ke diler harus disesuaikan dengan permintaan atau daya beli,” ucapnya.

Dia menyebut, penjualan pada Desember akan kembali menurun. Hal ini dikarenakan hari efektif kerja terpotong libur Natal dan tahun baru.

Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra menuturkan, dengan kondisi ekonomi seperti tahun ini sebenarnya penjualan yang menapak 600.000 unit setelah Juli dan sebelum November merupakan angkan yang relatif baik.

Akan tetapi menurutnya wajar jika penjualan pada dua bulan terakhir tahun ini lebih landau karena kondisi ekonomi belum membaik. Ditambah faktor penundaan pembelian tahun depan dan terpotongnya hari efektif kerja karena libur Natal dan tahun baru.

“Tapi masalah utamanya masih pada kondisi ekonomi,” tuturnya.

Adapun dengan penjualan pada November tersebut, total penjualan pada sebelas bualn di tahun ini mencapai 6,165 juta unit. Jumlah itu menurun sekitar 16,1% dari periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 7,347 juta unit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler