Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Mobil Murah Lebarkan Sayap Penjualan

Agen Pemegang Merek yang memasarkan mobil segmen low cost green car gencar memperluas pasar kendaraan tersebut di luar kota-kota besar, untuk lebih menyasar first car buyer
Penjualan mobil LCGC di Indonesia. / Bisnis
Penjualan mobil LCGC di Indonesia. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Agen Pemegang Merek yang memasarkan mobil segmen low cost green car gencar memperluas pasar kendaraan tersebut di luar kota-kota besar, untuk lebih menyasar first car buyer.

Pada pertengahan 2013 segmen low cost green car (LCGC) resmi dipasarkan di Indonesia. Kehadirannnya diharapkan pelaku usaha dapat memperlebar cakupan pasar. Sebabnya kendaraan ini ‘bertugas’ membidik first car buyer sebagai konsumen potensial.

Hal itu seiring dengan besarnya penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta jiwa, dengan harapan pertumbuhan ekonomi ke depan yang menciptakan kelas menengah baru. Di luar potensi tersebut, total penjualan terbanyak di Tanah Air yaitu pada 2013 hanya 1,229 juta unit.

Jumlah tergolong kecil jika dibandingkan potensi di atas. Oleh sebab itu, dari informasi yang Bisnis.com himpun, agen pemegang merek (APM) tak segan memperdalam penetrasi pasar di luar kota-kota macam Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar.

Hal itu diamini Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy. Menurut dia, penjualan mobil di kota-kota besar seperti Jakarta sudah ‘matang’ dan memiliki pasar sendiri yang dominan di luar LCGC.

“Yang ingin kami lakukan mempenetrasi keluar kota besar seperti Tulungagung. Ada kemungkinan nanti LCGC di kota besar secara rasio akan turun lagi karena sebarannya di semua daerah,” katanya, Rabu (18/11/2015).

Dia mencontohkan, di awal kehadirannya, LCGC jagoan HPM yaitu Brio Satya memiliki rasio kontribusi penjualan mencapai 38% untuk Jakarta. Saat ini angkanya menjadi 36% dan tak mustahil penjualan di Jakarta untuk produk tersebut tahun depan berkisar 30% terhadap total LCGC HPM.

Menurutnya, dengan penetrasi tersebut rasio penjualan memang turun tapi secara volume ke depan tetap bisa dipertahankan. Untuk itu pihaknya akan merealisasikan pembangunan outlet penjualan hingga 200 unit tahun depan. Bertambah sangat signifikan dari tahun ini yang baru 110 unit.

Adapun untuk penjualan LCGC secara wholesales pada periode Januari-Oktober 2015 Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat jumlahnya sebanyak 132.332 unit. Jumlah itu menurun sekitar 8,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 144.624 unit.

Jonfis menyebut, selain karena pelambatan ekonomi penurunan terjadi karena kurangnya penetrasi pasar LCGC tadi. Pasalnya, diakui pelaku usaha LCGC diharapkan menjadi alternatif pilihan saat kondisi ekonomi yang melambat karena kendaraan itu dibanderol dengan harga termurah dari segmen lainnya.

Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Steve Ardianto mengatakan, jika pemasar LCGC berhasil mengoptimalkan konsumen first car buyer maka potensi pertumbuhan penjualan bisa menjadi ‘tak terbatas’. Tentunya hal itu harus disokong kondisi ekonomi yang stabil.

“Oleh karena itu pasarnya sangat besar di luar kota-kota yang saat ini penjualannya sudah mapan. Jika APM memposisikan LCGC untuk menyasar pasar additional car ini tidak akan berkembang,” ujarnya.

Hal tersebut diamini kolega Steve yaitu Head of Datsun PT NMI Indriani Hadiwidjaja. Berselang satu tahun setelah Datsun dipasarkan sejak 2014, Indri melihat kecenderungan pasar terbesar ada di luar kota besar.

Terlebih lagi Datsun tidak memiliki varian otomatis yang lebih diminati pemobil di kota besar dengan kondisi lalulintas yang padat. Saat ini, pasar terbesar Datsun ada di Sulawesi dan Sumatera yang masing-masing berkontribusi sekitar 12% terhadap total penjualan Datsun.

Sedangkan untuk Jakarta kontribusinya sekitar 10%, begitu pula Jawa Barat hanya 10%. Untuk memperdalam penetrasi pihaknya pun akan gencar menambah jaringan penjualan. Pada akhir tahun fiskal 2015 outlet Datsun di seluruh Indonesia diharapkan sudah mencapai 127 unit.

“Kami masih konsentrasi di Jawa karena masih ada yang belum ter-cover. Sumatera dan Sulawesi akan jadi fokus berikutnya akan tetapi sebaran outlet terbanyak masih di Jawa dan Sumateradan persentasenya hampir sama,” tuturnya dalam kesempatan berbeda.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengamini pula potensi persebaran pasar LCGC terbesar ada di luar kota besar. Menurut Samulo, pihaknya menyadari hal tersebut sejak program LCGC mulai ‘diaspalkan’ dua tahun lalu.

“Dibandingkan dengan model lain LCGC memang porsinya lebih besar di kota-kota kecil,” ucapnya kepada Bisnis.

Di sisi lain, pihaknya mengklaim saat LCGC andalannya dipasarkan yakni Agya sudah siap menjajak pasar di luar kota besar karena outlet  Toyota sudah masuk ke penjuru Indonesia. Untuk menyokong penjualan TAM saat ini ditopang oleh setidaknya 279 unit outlet yang melayani penjualan, perawatan dan layanan purna jual.

Saat jaringan penjualan sudah mengakar, lanjut dia, pihaknya tinggal bermain dalam paket penjualan. Menurutnya, ada pembeda program paket penjualan bagi setiap konsumen di masing-masing segmen. Seperti uang muka maupun bunga cicilan yang disesuaikan.

“Kami sudah dari awal mempenetrasi pasar di luar kota besar, purna jual jadi poin yang kuat bagi kami. Di sisi lain, ada paket penjualan yang disesuaikan kebutuhan konsumen,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler