Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil di Asean pada Januari-Agustus 2015 Merosot

Total penjualan mobil di negara-negara yang tergabung dalam Asean Automotive Federation pada periode Januari-Agustus 2015 hanya menapak 1,958 juta unit, menurun sekitar 7,7% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 2,120 juta unit
 Ratusan unit mobil baru yang berada di Carport, Tanjung Priok, Selasa (28/7). Pasar otomotif nasional menyusut 15,3 persen selama paruh pertama 2015 setelah hanya menorehkan angka penjualan mobil 525.458 unit. /Bisnis.com
Ratusan unit mobil baru yang berada di Carport, Tanjung Priok, Selasa (28/7). Pasar otomotif nasional menyusut 15,3 persen selama paruh pertama 2015 setelah hanya menorehkan angka penjualan mobil 525.458 unit. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Total penjualan mobil di negara-negara yang tergabung dalam Asean Automotive Federation pada periode Januari-Agustus 2015 hanya menapak 1,958 juta unit, menurun sekitar 7,7% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak  2,120 juta unit.

Mengutip data Asean Automotive Federation (AAF), dari segi penjualan ada tujuh negara yang tergabung dalam organisasi tersebut. Dilihat dari masing-masing negara, AAF mencatat penurunan penjualan terbesar sekitar 19,1% dialami oleh Indonesia yang pada periode tersebut membukukan 671.641 unit.

Sedangkan pada periode Januari-Agustus 2014 penjualannya mencapai 830.096 unit. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto angkat bicara perihal ini. Menurutnya, merosotnya pasar di satu negara tidak bisa sekadar dilihat dari besaran persentase penurunan penjualan.

Karena hal itu akan sangat bergantung dari besarnya total pasar, pendapatan perkapita penduduk serta pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. “Hal tersebut harus diperhatikan karena setiap negara berbeda-beda,” katanya kepada Bisnis, Rabu (14/10/2015).

Merosotnya penjualan Indonesia menjadi yang terbesar karena dua hal utama yaitu, pertama, penurunan ekonomi di Indonesia lebih besar dari negara lainnya. Meskipun dari rekam jejak yang ada, pertumbuhan ekonomi per tahun di Indonesia lebih besar dari beberapa negara.

Kedua, Indonesia pun mengalami depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat paling tinggi dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Di sisi lain, penurunan penjualan kedua terbesar dialami Brunei yang  minus 17%. Penjualan negeri jiran itu pada Januari-Agustus 2015 hanya 10.026 unit dan pada kurun waktu yang sama tahun lalu 12.082 unit.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler