Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nissan Ingin Paket Ekonomi III Segera Dongkrak Pasar Mobil

Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Steve Ardianto berharap paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berikutnya dapat berdampak langsung terhadap terdongkraknya pasar otomotif
Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 di BSD, Tangerang, Banten./Jibiphoto-Rahmatullah
Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 di BSD, Tangerang, Banten./Jibiphoto-Rahmatullah

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Steve Ardianto berharap paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berikutnya dapat berdampak langsung terhadap terdongkraknya pasar otomotif.

Dia mencontohkan, kebijakan yang dapat langsung berpengaruh positif terhadap pasar otomotif adalah penurunan suku bunga acuan. Pasalnya, sebagian besar konsumen otomotif khususnya NMI melakukan transaksi secara kredit.

“Pasti pasar membaik kalau ada penurunan bunga acuan. Kalau di Datsun hampir 70% leasing dan Nissan 50%-50% dan jika aksesnya makin gampang, makin membantu,” tuturnya, Minggu (11/10/2015).

Di sisi lain, dia menyambut positif paket kebijakan ekonomi yang selama ini sudah ditelurkan pemerintah. Dia menilai dengan paket kebijakan ekonomi tersebut pemerintah ingin mendorong proyek mega infrastruktur untuk menstimuli ekonomi serta memperkuat perdagangan.

Meski demikian, dia menyoroti satu hal yang harus dilakukan pemerintah agar daya beli bisa pulih kembali yaitu nilai tukar rupiah. Dia berasumsi, harga jual mobil saat ini masih disesuaikan dengan Rp12.000 hingga Rp13.000/US$1.

Dengan demikian, masing-masing pabrikan masih berusaha menahan harga agar naik tak terlalu tinggi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dinilainya memiliki pengaruh besar terhadap sektor otomotif karena masih ada komponen yang harus impor kan.

“Kurs itu yang penting stabil jadi kami bisa buat perencanaannya. Andaikan stabil semua planning dibuat dengan kurs seperti itu,” ujarnya.

Di sisi lain, dia pun berharap paket kebijakan dapat menjaga harga komoditas utama yang masih turun. Komoditas tersebut, lanjut dia, besar dampaknya untuk ekspor dan ekonomi Indonesia. Dia menilai, ada tiga penyebab utama pelambatan ekonomi Indonesia.

Pertama, ekonomi Amerika Serikat yang menguat membuat dolar menjadi dominan. Kedua, anggaran pemerintah yang kurang jalan, dan ketiga turunnya harga komoditas utama yang merupakan sumber ekspor Indonesia.

“Jika anggaran untuk infrastruktur jalan, lalu ekonomi AS mulai normal tinggal harga barang-barang komoditas ini. Kalau bisa normal bisa bagus,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler