Bisnis,com, LONDON--Skandal kecurangan uji emisi tak mempengaruhi harga jual mobil diesel keluaran pabrikan Jerman itu di Eropa, demikian hasil sebuah survei pada Jumat (9/10/2015) waktu setempat, sembari memperingatkan bahwa hasilnya bisa berubah menjelang akhir tahun nanti.
Sebagaimana dilansir Reuters, EurotaxGlass AG menyatakan telah melakukan survei harga mobil bekas di sedikitnya 30 negara Eropa dan menemukan data bahwa mobil buatan VW, pabrikan terbesar Eropa yang bulan lalu mengakui telah menyematkan piranti lunak di hampir 11 juta unit mobil mereka untuk lulus uji emisi, harganya tidak jatuh di pasar mana pun.
Kendati demikian EurotaxGlass menyatakan bahwa dampak terbatas itu diperoleh lantaran para pemilik kendaraan terdampak menahan diri untuk menurunkan harga dan memilih menunda penjualan dengan harapan skandal itu lekas menguap.
"Tidak ada bukti bahwa mobil bekas merek VW maupun dari grup mereka berada di bawah tekanan," kata Managing Director EurotaxGlass Christof Engelskirchen.
Survei yang dilakukan pada 17 September hingga 9 Oktober 2015 itu memperlihatkan harga jual kembali mobil diesel VW di Jerman turun 1,5 persen dibandingkan pasar, namun Engelskirchen menyatakan hal itu bisa saja sesuai dengan volatilitas harga harian dan tidak serta merta berkaitan dengan skandal.
Ia menambahkan kemungkinan adanya jeda antara kemunculan berita pengakuan VW tendang keberadaan alat kecurangan uji emisi di mobil diesel mereka pada 18 September dengan dampaknya terhadap harga jual kembali mobil-mobil tersebut.
"Kami melihat risiko adanya tren menurun yang kian jelas dalam empat pekan ke depan dari merek VW dan grup di dalamnya, saat orang-orang mulai lebih memahami secara penuh tentang Dieselgate dan mulai berreaksi terhadap itu," ujarnya.
Angka penjualan VW di seluruh dunia juga belum tergelincir akibat berita skandal itu.
Audi, salah satu divisi di bawah VW, pada Kamis menyebutkan penjualan September mereka meningkat sebesar 6,8 persen menjadi sebanyak 170.900 unit berkat tingginya permintaan di Eropa Selatan dan Amerika Serikat.