Bisnis.com, TANGERANG - Kementerian Perindustrian menilai program pengembangan kendaraan rendah emisi gas buang (low carbon emission / LCE) memerlukan peta jalan insentif yang lebih matang.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan harus ada roadmap lengkap yang mengatur insentif dalam pengembangan LCE.
“Sekarang terus didiskusikan dengan Kementerian Keuangan lebih detilnya [dan pasti] soal besaran insentif LCE berdasarkan konsumsi bahan bakar minyak,” katanya di Pameran GIIAS.
Menurut dia, pengembangan kendaraan rendah emisi dan hemat bahan bakar mesti diseriusi pemerintah sejak sekarang guna mengalihkan tren kendaraan berbahan bakar fosil energi alternatif lain seperti listrik dan gas.
LCE butuh insentif mengingat ongkos produksi mahal tetapi pasarnya belum besar. Kelonggaran fiskal bertujuan untuk memperlebar pasar dan mendorong manufaktur kendaraan bermotor mau memproduksi produknya di Indonesia.
Tanpa mengimpor diharapkan harga jual kendaraan bisa lebih murah.
“Kami diperingatkan pada 2050 bisa terjadi shortage produksi minyak bumi [bahan baku bahan bakar minyak] sehingga harus kita lakukan sesuatu,” ujarnya.