Bisnis.com, TANGERANG—Kesenjangan ekonomi di dalam negeri justru memberikan kesempatan bagi prinsipal mobil mewah untuk mempertahankan penjualan, seperti yang dilakukan Lexus.
“Negara Asean yang ekonominya lebih merata mungkin banyak, tetapi orang kaya di Indonesia tetap banyak,” kata General Manager Lexus Indonesia PT TAM Adrian Tirtadjaja menjawab Bisnis di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Jumat (21/8/2015).
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan rasio gini Indonesia pada September 2014 tercatat 0,41. Angka ini tak berubah dibandingkan dengan Maret 2014. Nilai gini rasio di perkotaan 0,43 dan ini lebih tinggi ketimbang perdesaan 0,34.
Ketimpangan yang tercermin dari gini rasio menyiratkan bahwa pelemahan daya beli masyarakat barang kali tampaknya cuma dirasa mereka yang di kelas menengah. Dolar merangkak, harga terkerek, daya beli langsung mampat.
Namun beda cerita bagi masyarakat kelas ekonomi. Bagi orang kaya mungkin apresiasi dolar yang sempat menyentuh kisaran Rp14.000 per dolar bukan pukulan telak. Toh duit di dompet mereka pun bukan mata uang rupiah.
Bagaimanpun kondisi di lapangan, yang pasti PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku agen pemegang merek Lexus, tetap berani meluncurkan produk anyarnya. Padahal situasi ekonomi melemah bahkan pasar otomotif semester pertamapun susut 18% (yoy).
Adrian menyatakan Indonesia dipilih sebagai pasar perdana tempat merilis dua mobil baru Lexus untuk skala Asia. Peluncuran The Entirely-New Lexus RX dan The All-New Lexus ES bahkan bisa dibilang pertama kali di dunia.
Sebelumnya, imbuh Adrian, keduanya sudah masuk pasar Shanghai, China dan New York, Amerika Serikat. Tapi di dua negara ini tidak dilakukan peluncuran khusus yang resmi melainkan sekadar di pajang lantas dijual.