Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astra Berupaya Pertahankan Pangsa Pasar Mobil di Kisaran 50%

PT Astra International ingin mempertahankan pangsa pasar di kisaran 50% pada 2015 pada saat pelaku bisnis memprediksi pasar mobil tahun depan akan stagnan

Bisnis.com, JAKARTA—PT Astra International ingin mempertahankan pangsa pasar di kisaran 50% pada 2015 pada saat pelaku bisnis memprediksi pasar mobil tahun depan akan stagnan.

Dari informasi yang dirangkum Bisnis, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan target pasar mobil tahun depan dipatok 1,25 juta unit. Target yang sama seperti yang dicanangkan tahun ini.

Pasalnya pasar dinilia akan kurang bergairah mengingat Bank Indonesia baru saja menaikan bunga acuan menjadi 7,75%. Kenaikan itu dirasa akan membuat konsumen menunda pembelian karena sekitar 70%-80% transaksi dilakukan secara kredit.

Pangsa yang disasar Grup Astra tersebut tak lepas dari capaian pasar pada periode Januari-Oktober 2014. Pada periode tersebut penjualan Grup Astra di tataran wholesales menurun sekitar 2,8% dibanding tahun lalu yang mencapai 541.480 unit menjadi 525.976 unit.

Padahal pasar mobil pada periode yang sama mengalami penaikan sekitar 2% dari 1,020 juta unit pada tahun lalu menjadi 1,038 juta unit. Dari raihan itu Grup Astra menguasai pangsa sekitar 51%. Angka tersebut dinilai akan bertahan hingga tahun ini, dan dijadikan acuan pada 2015.

“Sampai Oktober 51%. Sampai akhir tahun yang hanya sebulan lebih lagi dan angka itu tidak akan banyak berubah. Pangsa pasar tahun depan di sekitar 50% untuk mobil,” kata Yulian Warman, Head of Public Relations Division PT Astra International, Selasa (25/11).

Merujuk data Astra International, pada 2012 pangsa pasar mobil Grup Astra mencapai 54%, atau setara 605.191 unit dari total pasar yang mencapai 1.116.230 unit. Penjualan Grup Astra tersebut disumbangkan lima pemain yaitu, Toyota, Daihatsu, UD Trucks, Peugeot, dan Isuzu. Pada 2013 pangsa pasar mobil Grup Astra mencapai 53%, atau setara 654.573 unit kendaraan dari total pasar yang mencapai 1.229.916 unit.

Menurut Yulian, penurunan tersebut terjadi karena ketatnya persaingan di industri otomotif tahun ini. Maker otomotif banyak yang bermain di level kendaraan yang menjadi tulang punggung Astra seperti low multi purpose vehicle (LMPV). Saat pemain kian banyak, di satu sisi daya beli masyarakat melaindai karena pelemahan ekonomi yang terimbas situasi politik Tanah Air.

“Kapasitas produksi otomotif nasional 1,7juta unit sampai 1,9 juta unit, para pelaku memaksimumkan kapsitas dan banjir lah pasar. Mau tidak mau terjadi perang diskon. Akhirnya pasar tidak sehat. Karena persaingan penjualan menurun. Pasar otomotif jangka pendek ini banyak yang masuk pasar berubah terus,” ujar Yulian.

Menurut Yulian, untuk mempertahankan pangsa pihaknya akan melakukan pengembangan distribusi. Hal tersebut diharapkan semakin mendekatkan produk Grup Astra dengan pelanggan. Selain mendekatkan show room dan layanan after sales, pihaknya pun menggandeng perusahaaan pembiayaan.

“Itu dari sisi customer dipacu di sana. Beli mobil bukan kacang goreng, kendaraan itu jangka panjang. Harus menanamkan kepercayaan pada pelanggan. Dalam otomotif tidak bisa dilihat turun saat ini, tapi dilihat jangka panjang dan jangka menengah serta potensinya. Dari 1.000 orang Indonesia baru sekitar 45 orang yang memiliki mobil,” tutur Yulian.

Yulian menambahkan, tidak investasi baru pada 2015. Grup Astra memiliki investasi jangka panjang yang saat ini tengah berjalan. Dia mencontohkan seperti peresmian fasilitas R n D PT Daihatsu Astra Motor (ADM) tahun lalu, pabrik Isuzu yang akan diresmikan tahun depan, dan  investasi berjalan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebesar Rp13 triliun dari 2012 yang akan diserap hingga 2017.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo mengatakan, langkah TAM untuk menjaga pasar pada 2015 adalah tetap konsisten dengan strategi utama yaitu menyediakan produk yang lengkap dan sesuai kebutuhan konsumen dalam negeri. Secara jangka pendek dan jangka panjang TAM pun memberikan layanan kemudahan dalam pembelian kendaraan seperti dukungan dari lembaga pembiayaan dan proses trade in.

Samulo mengamini Yulian jika Grup Astra mendekatkan diri dengan konsumen. Saat ini sudah ada sekitar 280 jaringan diler resmi dengan penambhan dua diler hingga akhir 2014 dan 10 diler pada 2015. “Meski demikian kami belum ada rencana keluarkan produk baru. Selain line up Toyota sudah lengkap dari hasil survey kami pada pelanggan, performa produk Toyota saat ini masih diterima dengan baik,” ujar Samulo.

Gaikindo merilis, penjualan Toyota pada periode Januari-Oktober 2014 mencapai 343.164 unit atau sekitar 33,1% dari total pasar. Pada periode yang sama tahun lalu mencapai 358.632 unit setara 35,1% total pasar. Samulo mengatakan, pangsa tersebut akan mencerminkan hasil hingga akhir tahun, serta menjadi acuan pada 2015.

“Dalam persaingan otomotif banyak pemain yang masuk itu wajar, dan penurunan pun tidak besar. Pangsa pasar kami di kisaran 33%-34% tahun ini. Yang terpenting strategi tadi dijaga untuk mempertahankan dominasi,” tuturnya.

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Yohannes Nangoi mengatakan, pihaknya sekitar 70% bermain dikendaraan niaga. Saat ekonomi melambat, Segmen tersebut jelas terpukul telak. Menurutnya, sepanjang 2014 secara nasional pasar medium truk turun sekitar 20% dan truk ringan melorot lebih dari 10%.

Hingga Oktober penjualan Isuzu hanya 23.886 unit dan pada periode yang sama tahun lalu mencapai 26.208 unit. Meski demikian Yohannes optimistis pasar tahun depan akan lebih baik. Pasalnya pemerintahan yang baru dianggap memberi angin segar dengan menggenjot pembangunan dan memperbaiki logistik masyarakat di daerah.

“Jelas itu menjadi ceruk buat kami. Selain itu kami akan perluas pasar dengan promosi kendaraan kami yang lebih irit bahan bakar. Kami pun akan mendekatkan diri pada konsumen dengan menambah jaringan dan mobile service. Tahun depan akan tambah 15 cabang dan kebanyakan di luar Jawa untuk melengkapi 103 diler yang kami miliki tahun ini,” kata Yohannes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper