Bisnis.com, JAKARTA—Lexus Indonesia optimistis penjualan pada 2014 naik 5%-10% dari tahun lalu di tengah merosotnya pasar kendaraan premium tahun ini.
Dari informasi yang dirangkum Bisnis, pada 2013 pasar kendaraan premium berada pada kisaran 6.800-6.900 unit. Pelaku bisnis di segmen premium memprediksi total pasar tahun ini turun di kisaran 6%-7% dibandingkan dengan tahun lalu, karena faktor makro ekonomi yang dinilai belum stabil.
Selain itu, pasar sempat terguncang tarif PPnBM hingga 125% bagi kendaraan mewah dengan kapasitas mesin di atas 3.000 cc.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut, penjualan Lexus di tataran wholesales pada periode Januari-Oktober hanya 551 unit. Capaian tersebut turun 6,1% dari raihan pada periode yang sama tahun lalu 587 unit.
Sedangkan total penjualan Lexus pada 2013 mencapai 622 unit. Untuk mencapai kenaikan penjualan hingga 10% pada tahun ini, setidaknya Lexus harus menjual sekitar 66 unit setiap bulan pada November dan Desember.
“Memang pasar tahun ini tidak mudah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar tinggi masih mempengaruhi harga kendaraan yang diimpor. Pasar luxury car pada 2014 cenderung turun hingga 7% dari tahun lalu. Tapi kami masih optimistis pada 2014 akan naik 5%-10% dibanding dengan tahun lalu,” kata General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja kepada Bisnis, Selasa (18/11/2014).
Menurut dia, untuk menggenjot penjualan Lexus tidak akan menggunakan skema diskon. Lexus menilai diskon merusak brand image secara jangka panjang. Lexus cenderung mendekati konsumen potensial dengan menawarkan kelebihan kendaraan tersebut dari kompetitor.
Bahkan menurut Adrian, pada kuartal IV/2014 pihak prinsipal akan cenderung membatasi pasokan untuk mengurangi stok dan menghindari diskon. Adrian mengatakan secara umum pihak prinsipal pun tidak menargetkan angka penjualan secara pasti. Di mata prinsipal Lexus, pasar Indonesia menjadi contoh image perkembangan pasar kendaraan premium.
“Kami di Indonesia memang menargetkan penjualan tumbuh 10% setiap tahun. Target pada 2015 pun memang saat ini sedang dibicarakan prinsipal, namun bagi mereka bukan secara artifisial. Prinsipal di Jepang lebih mengutamakan pertumbuhan dalam hal kepuasan pelanggan untuk menjaga pasar,” tutur Adrian.
Untuk meraih target yang dipatok Lexus Indonesia tahun ini sedikit sulit, karena penjualan pabrikan Jepang itu hanya rata-rata 55 unit per bulan dalam periode Januari-Oktober 2014. Pasar Lexus pada semester I/2014 sebenarnya cukup moncer. Pertumbuhan pnjualan mencapai 34% dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu.
Pada semester I/2013 Lexus berhasil melego 309 unit kendaraan. Pada periode yang sama tahun ini penjualannya mencapai 413 unit atau 69 unit per bulan. Salah satu pendorongnya, Lexus Indonesia diberi insentif oleh prinsipal pusat di Jepang.
Pada periode Juli-Oktober 2014 Lexus hanya menjuala rata-rata 35 kendaraan per bulan. Kondisi politik akibat pemilu lalu disinyalir membuat konsumen cenderung menahan pembelian.
Optimisme Lexus akan meningkatnya penjualan pada 2014 cukup beralasan. Jika menilik penjualan Lexus selama lima tahun terakhir, jumlahnya selalu menunjukan tren positif.
Pada 2009 Lexus menjual 235 unit, tahun berikutnya naik menjadi 309 unit. Pada 2011 pasar Lexus mencapai 462 unit dan naik pada 2012 dan 2013 masing-masing 612 dan 622 unit.
Sepanjang 2014 Lexus sudah menjual sekitar 121 unit sedan. Rinciannya 2 unit GS300, 84 unit ES250, 21 unit LS460L, 12 unit LS600 Hybrid, dan 2 unit IS250. Sedangkan di segmen SUV Lexus sudah menjual sekitar 430 unit kendaraan. Dengan rincian, 287 unit RX270, 40 unit RX350 4X4, 2 unit RX450 Hybrid 4X4, serta 101 unit LX570.
“Memang kontribusi SUV di Indonesia lebih tinggi. RX dan LX bisa mencapai 70% dari total penjualan kami. Untuk menggenjot penjualan tahun depan kami pun akan meluncurkan Z type di SUV dan sedan,” ujar Adrian.