Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IIMS Digadang Dapat Genjot Pasar Pada September

Pelaku usaha berharap ajang Indonesia International Motor Show 2014 dapat menggenjot pasar otomotif pada September 2014 meski jumlahnya diprediksi tidak terlalu besar.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Pelaku usaha berharap ajang Indonesia International Motor Show 2014 dapat menggenjot pasar otomotif pada September 2014 meski jumlahnya diprediksi tidak terlalu besar.

Seperti diberitakan Bisnis pada Selasa (16/9), pasar otomotif Indonesia pada Agustus masih lesu. Kendati menunjukan tren positif jika dibandingkan dengan raihan Juli, penjualan mobil bulan kedelapan relatif masih kecil.

Pada periode Januari-Agustus penjualan mobil di Tanah Air adalah Januari 103.565, Februari 111.862, Maret 113.096, April 106.056, Mei 97.136, Juni 110.560, Juli 91,395, dan Agustus 96,728 unit. Tak pelak, raihan pada dua bulan pertama semester II/2014 membuat pelaku bisnis sempat khawatir.

Menurut Ketua I gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto, dengan momentum Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 pihaknya berharap penjualan kembali pada kisaran 100 ribu unit per bulan.

“Gaikindo berharap IIMS 2014 mendorong penjualan hingga akhir tahun kembali pada kisaran 100 ribu unit per bulan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (29/9/2014).

Jongkie menjelaskan raihan penjualan kendaraan di ajang IIMS 2014 baru terlihat signifikan pada Oktober karena kendaraan yang dipesan pada IIMS kebanyakan akan dikirim pada bulan berikutnya.

Perkiraan kenaikan jumlah penjualan otomotif nasional pada September bukan hanya didorong ajang pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara tersebut. Bertumbuhnya penjualan juga terstimulus oleh isu kenaikan pajak progresif dan bahan bakar, serta kenaikan plafon dan pencabutan subsidi kendaraan low cost green car (LCGC).

Masyarakat dinilai akan cenderung lebih memilih bulan September untuk membeli kendaraan, karena pada bulan berikutnya harga diperkirakan akan naik.

“Untuk kenaikannya berapa persen saya tidak bisa perkirakan. Tergantung agen pemegang merek (APM) punya barang atau tidak. Atau jangan-jangan mereka malah menahan barang untuk dikeluarkan. Itu tergantung kebijakan masing-masing diler,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper