Bisnis.com, JAKARTA—PT Astra Honda Motor luncurkan varian motor sport premium terbaru All New Honda CBR 150 R. Selain untuk melengkapi line up sepeda motor segmen sport, hal ini dilakukan sebagai misi Honda menguasai pasar segmen tersebut.
Hingga periode Januari-Agustus 2014, PT Astra Honda Motor (AHM) sudah menguasai dua segmen sepeda motor di Indonesia, yaitu skuter matik (skutik) dan underbone. Di segmen sepeda motor sport AHM hanya menempati peringkat dua penjualan terbanyak di bawah Yamaha.
Dengan diluncurkannya All New Honda CBR 150 R, diharapkan pangsa pasar Honda di segmen sport akan terdongkrak.
”Market share bagi kami bukan tujuan utama. Itu hasil produk bagus sesuai keinginan konsumen. Sebagai agen pemegang merek (APM) ingin menang disemua segmen. Kalau untuk bisa memenangkan segmen ini pasti di atas 45%,” kata Margono Tanuwijaya, Direktur Pemasaran PT AHM, Minggu (7/9/2014).
Diluncurkannya tunggangan terbaru dari Honda tersebut tak lepas dari pertumbuhan pasar sepeda motor sport Tanah Air yang menjanjikan. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat, periode Januari-Agustus 2014 pasar sepeda motor nasional segmen sport bertumbuh 7,2% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan sepeda motor segmen sport merek Honda melebihi raihan nasional. Delapan bulan pertama naik 10,7% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2013. Pada 2010, pangsa pasar sepeda motor nasional segmen sport hanya sekitar 7%. Kini naik mencapai 14%. Pangsa pasarHonda 33% pada 2010 dan saat ini 37,4% di segmen sport.
Menurut Margono, CBR terbaru ini memiliki kandungan lokal mencapai 96,2%. Mulai minggu depan CBR terbaru bisa ditemui di diler AHM di seluruh Jakarta. Untuk diler di kota lainnya, AHM menyediakan produk ini pada akhir September.
CBR terbaru merupakan produk pertama dari CBR series yang dibuat di Indonesia. Motor tersebut dibanderol dengan harga RP28,5 juta untuk model standard dan Rp 29,1 juta untuk model Repsol. AHM menargetkan produk ini terjual 4.200 unit per bulan, atau 50.000 unit per tahun.
“Karena lokalisasi produk ini jadi lebih kompetitif harganya. Kalau CBU kan mencapai Rp40 juta lebih,” ujarMargono.