Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Honda Bertekad Lanjutkan Torehan Positif

PT Honda Prospect Motor (HPM) bertekad pertahankan catatan penjualan manis pada Juni ini. Penjulan di bulan terakhir kuartal II/2014 diharapkan meningkat hingga 10% dibandingkan Mei lalu.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Honda Prospect Motor (HPM) bertekad pertahankan catatan penjualan manis pada Juni ini. Penjulan di bulan terakhir kuartal II/2014 diharapkan meningkat hingga 10% dibandingkan Mei lalu.

Harapan ini tampaknya tidak terlalu sulit untuk direalisasikan HPM. Bulan Mei lalu penjualan HPM di atas angin.

Dari lima besar agen pemegang merek (APM) di Indonesia, hanya HPM yang Mei lalu menorehkan catatan penjualan yang menanjak. Sisanya, Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, dan Suzuki penjualannya merosot.

Data Gabungan Industri kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, pada Mei lalu HPM melego 16.356 unit kendaraan. Pada April 2014 HPM hanya mampu mencatatkan 13.024 penjualan. Catatan penjualan di bulan Mei sekaligus menjadi jumlah terbesar sepanjang 2014.

Menurut Marketing and Aftersales Director PT HPM Jonfis Fandy, saat ini kenaikan penjualan HPM terdongkrak dengan adanya produk baru. Pekan lalu, HPM meluncurkan Mobilio RS, atau varian lux dari segmen low MPV yang dimiliki Honda. Dalam beberapa waktu ke depan rencananya HPM akan merilis Honda Jazz terbaru.

“Ada kenaikan sedikit di bulan Juni. Tergantung ada produk baru atau tidak. Sekitar 5-10% dibandingkan Mei lalu. Apa lagi nanti ketemu Lebaran. Tapi perlu diketahui Juli pasca Lebaran dan Agustus penjualan diperkirakan turun karena liburan,” ujarnya belum lama ini.

Meskipun ada kenaikan, hal tersebut tidak akan terlalu besar. Pasalnya, kapasitas produksi pabrik yang dimiliki HPM masih terbatas. Menurut Jonfis, yang terpenting HPM bisa memenuhi target angka penjualan yang sudah ditetapkan.

 “Tapi susah untuk menaikan kembali penjualan karena kapasitas produksi tidak bisa ditingkatkan tiba-tiba. Karena target kita 35.000 dalam lima bulan ini, walaupun ada kelebihan. Karena ada permintaan besar coba kita investasi jadi dua line sehingga bisa atur balancing produksi tersebut,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : News Writer

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper