Bisnis.com, JAKARTA—Dalam memutuskan kelanjutan investasi di suatu negara, prinsipal otomotif tak sekadar mempertimbangkan gejolak politik di negara bersangkutan. Faktor lain yang dipertimbangkan adalah prospek pasar dari kendaraan yang diproduksi.
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan perusahaan otomotif pasti berhitung cermat soal nilai balik modal sebelum menancapkan kapital di suatu negara.
“Waktu untuk mencapai return of investment pabrikan kendaraan bermotor berkisar 7 sampai 8 tahun,” ucapnya kepada Bisnis, Senin (9/6/2014).
Jangka waktu tersebut sembari menunggu pamor produk yang dipasarkan mencapai level mapan. Kalau sebelum 8 tahun lantas terjadi pergolakan internal di negara basis produksi, tidak berarti prinsipal seketika angkat kaki.
Thailand merupakan markas manufaktur mobil terbesar untuk tujuan ekspor di Asia Tenggara. Negara itu memproduksi 2,5 juta mobil dan separuhnya dijual ke luar negeri. Produsen otomotif yang menanamkan kapital beberapa dekade terakhir mayoritas dari Jepang.
“Indonesia mencari kucuran investasi baru, bukan pelimpahan investasi [dari Thailand], bukan alat bekas. Kalau suatu pabrikan pindah maka harus mencabut dan membawa semua peralatannya,” tutur Budi.
Kucuran kapital yang masuk ke Indonesia merupakan realisasi penjajakkan sejak beberapa tahun lalu. Kalaupun akan dilakukan pengalihan investasi ke Indonesia lantaran konflik di dalam Negeri Gajah putih, ini baru muncul di Tanah Air beberapa tahun mendatang.