Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah tidak berharap konflik yang terjadi di Thailand lantas membuat industri otomotif di negeri itu terhenti dan para investor mengalihkan usahanya, termasuk ke Indonesia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai konflik politik di Thailand tak akan membuat prinsipal otomotif seketika menghentikan investasi di negara itu.
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi mengatakan komitmen investasi produsen otomotif tak semata mempertimbangkan konflik internal jangka pendek di suatu negara.
“Kita memang tidak mengharap pelimpahan investasi [dari Thailand]. Tidak bisa karena terjadi demonstrasi lantas langsung cabut investasi sekarang juga,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (9/6/2014).
Indonesia sebagai pasar otomotif terbesar kedua di Asean, setelah Negeri Gajah Putih, dianggap lokasi paling potensial untuk pengalihan kapital perusahaan otomotif.
Namun, suasana internal Thailand yang memanas bukan berarti membuat para produsen kendaraan lantas tergopoh-gopoh mengalihkan investasi, misalnya ke Indonesia.
Federation of Thai Industries (FTI) memproyeksikan bisnis otomotif Negeri Gajah Putih tetap bertumpu kepada ekspor ketimbang penjualan domestik.
Pasalnya, pasar dalam diyakini bakal terus melemah terpengaruh gejolak politik setempat.