Bisnis.com, JAKARTA—Ketua Umum Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asianusa) Ibnu Susilo merasa keberatan dengan upaya yang akan ditempuh pemerintah, untuk memproduksi kendaraan angkutan pertanian oleh prinsipal asing.
Menurutnya, hal itu hanya akan membunuh usaha yang sudah dirintis prinsipal lokal. Meskipun nanti pemerintah akan melibatkan prinsipal lokal, dia berasumsi pengusaha lokal tidak akan bisa mengimbangi perusahaan besar yang sudah lama malang melintang di industri otomotif global.
“Harusnya prinsipal lokal dirawat dulu. Kalau mau kembangkan teknologi kami, jangan dulu undang asing. Kita harus kuatkan dulu finansial, network, dan teknologi. Setelah kuat baru pemerintah pertemukan kita dengan prinsipal besar, agar kita siap,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (5/6).
Asianusa sendiri merupakan gabungan dari Sembilan prinsipal lokal. Sedangkan yang bermain di segmen kendaraan angkutan pertanian ada empat prinsipal, yaitu Tawon, GEA, Fin Komodo, dan Merapi.
Para prinsipal tersebut telah memproduksi kendaraan nangkutan pertanian sejak 2010. Saat ini produksinya telah menyebar ke penjuru Tanah Air. Sambutan dari petani pun menurut Ibnu sangat besar.
Ibnu enggan mengungkapkan jumlah produksi kendaraan angkutan pertanian yang dihasilkan prinsipal lokal setiap bulannya.
Menurut dia, data yang dikeluarkan Asianusa tidak pernah ditanggapi serius oleh pemerintah.
Data tersebut malah dijadikan “senjata” untuk semakin mengerdilkan asosiasinya, karena secara angka produksi mereka masih kecil.