Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMPONEN OTOMOTIF, Pemerintah Targetkan Tambah 50-70 Pabrik/Tahun

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim industri komponen kendaraan bermotor roda empat atau lebih terus meningkat. Setiap tahun, pemerintah menargetkan sekitar 50-70 pabrik komponen bertambah di Indonesia.
Pekerja pabrik sedang melakukan kontrol kualitas suku cadang otomotif. /bisnis.com
Pekerja pabrik sedang melakukan kontrol kualitas suku cadang otomotif. /bisnis.com

Bisnis.com, PURWAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim industri komponen kendaraan bermotor roda empat atau lebih terus meningkat. Setiap tahun, pemerintah menargetkan 50 - 70 pabrik komponen bertambah di Indonesia.

Rencananya, pada 2018 Kemenperin menargetkan sekitar 2.000 pabrik komponen baru berdiri. Dari target 50-70 pabrik dalam setahun, 40% diharapkan pabrik baru dan sisanya perluasan. Sepanjang 2014 saja, sudah bertambah 20 pabrik komponen.

Dari data Kemenperin, saat ini ada kurang lebih 550 perusahaan di industri komponen tier satu, sedangkan di tier dua dan tiga ada sekitar 1.000 perusahaan.

Saat ini, Kemenperin berusaha menggenjot industri komponen yang termasuk kategori power train, seperti komponen mesin dan transmisi.

Menurut Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi, komponen tersebut merupakan industri komponen yang paling sulit dan terpenting dalam kendaraan.

“Kebijakan membuat power train ini termasuk program prioritas. Ini harus diwajibkan. Ini salah satu investasi industri komponen yang paling sulit. Kalau body sudah jago, chassis sudah banyak. Ban atau suspensi sudah oke. Power train itu yang bikin mobil maju,” ujarnya kepada Bisnis.com, saat ditemui di pembukaan pabrik perluasan PT Univance Indonesia, Rabu (4/6/2014).

Saat ini di Indonesia sudah hadir lebih dari 10 pabrik mesin, dan ada sekitar 5 pabrik transmisi. Produk komponen dari pabrik-pabrik tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan komponen kendaraan dalam negeri, sebagian besarnya diekspor ke mancanegara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper