Bisnis.com, JAKARTA--Pengamat transportasi Darmaningtyas menyatakan sudah saatnya mobil LCGC dianggap dan dinilai sebagai mobil reguler biasa tanpa pelabelan LCGC ataupun KBH2.
“Kesannya mobil murah tetapi pada dasarnya tidak murah. Toh harganya hampir menyamai mobil reguler jika ada penambahan pelengkap [asesoris] tertentu,” ucapnya kepada Bisnis, Jumat (30/5/2014).
Dia menganggap pelabelan LCGC ataupun KBH2 hanya menjadi trik penjualan produk yang membuat masyarakat berburu mobil ini. Mobil ini relevan hanya disebut mobil hemat energi.
Gaikindo mencatat penjualan produk LCGC yang terdiri dari empat merek, meliputi Astra-Toyota Agya, Astra-Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, dan Suzuki Karimun Wagon R, mencapai 43.999 unit pada kuartal I/2014.
Selain itu, kucuran investasi dari program LCGC total mencapai US$6,5 miliar dengan rincian US$3,5 miliar di industri perakitan dan US$3 miliar di industri komponen atau alat pendukung.
Darmaningtyas tidak menampik adanya pengaruh positif dari aspek ekonomi pada industri otomotif Tanah Air sejak diluncurkannya program ini. Dia menyebut adanya peningkatan investasi, produk, dan penjualan di industri otomotif.
“Keuntungan dari segi ekonomi itu pasti. Tetapi itu bukan solusi. Apalagi untuk permasalahan transportasi seperti kemacetan,” ucapnya.