Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Mobil Gelondongan Turun 37%

Pembelian mobil secara utuh (complete built-up/CBU) sejak awal tahun hingga penghujung bulan lalu lebih sedikit dibandingkan perolehan 2013. Akumulasi impor CBU selama 4 bulan pertama susut 37,49% terhadap periode yang sama pada 2013.
Pembelian mobil secara utuh (complete built-up/CBU) sejak awal tahun hingga penghujung bulan lalu lebih sedikit/Bisnis.com
Pembelian mobil secara utuh (complete built-up/CBU) sejak awal tahun hingga penghujung bulan lalu lebih sedikit/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pembelian mobil secara utuh (complete built-up/CBU) sejak awal tahun hingga penghujung bulan lalu lebih sedikit dibandingkan perolehan 2013. Akumulasi impor CBU selama 4 bulan pertama susut 37,49% terhadap periode yang sama pada 2013.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat impor mobil utuh hanya 37.843 unit selama Januari – April 2014. Perolehan bulan lalu menjadi yang terkecil di antara bulan-bulan lainnya berjumlah 7.197 unit.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menyatakan setidaknya ada dua hal yang mendorong turunnya volume impor. Selain dari kenaikan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) juga terpengaruh penambahan lokalisasi beberapa produk.

“Kemungkinan memang ada pengaruh dari kenaikan PPnBM [mobil mewah di atas 3.000 cc]. Tapi sekarang juga ada beberapa jenis kendaraan lagi yang dirakit di Indonesia,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (19/5/2014).

Tepat pada 19 April 2014 pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil mewah di atas 3.000 cc naik dari 75% menjadi 125%. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan pembelian mobil gelondongan dari luar negeri.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menyatakan impor takkan susut drastis kendati pajak naik. Sebab, tertahannya pembelian mobil di atas 3.000 cc dari luar negeri akan medorong peningkatan impor kendaraan berkapasitas mesin di bawah itu.

Namun, catatan yang dipaparkan Gaikindo menujukkan prognosis tersebut meleset. Impor terbukti jauh lebih sedikit dibandingkan perolehan 2013. Bahkan, turunnya impor CBU pada April tahun ini terhadap bulan yang sama tahun lalu mencapai 50%.

Di samping itu, lokalisasi produksi kendaraan yang sebelumnya mengandalkan impor dinilai pula sebagai pendorong susutnya impor. “Misalnya, sedan Toyota Vios dan city car Etios Valco dirakit di sini. Ada juga produk lain, yang tadinya masih diimpor secara utuh [sekarang dirakit secara lokal],” ucap Jongkie.

Kegiatan lokalisasi produksi Toyota Vios di Pabrik Karawang II merupakan bagian dari komitmen investasi Toyota Motor Corp. (TMC) yang disampaikan Presiden TMC Akio Toyoda pada 2012. Fasilitas produksi milik TMMIN ini berkapasitas total 120.000 unit untuk All-New Vios, All-New Yaris, dan Etios Valco.

Pada sisi lain, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi menyatakan kuantitas impor sepanjang Tahun Kuda diharapkan susut terhadap perolehan tahun lalu. “Ekspor kita akan lebih tinggi daripada impor,” katanya.

Impor, imbuh Budi, dipatok berakhir di level 120.000 unit sedangkan ekspor tumbuh mencapai 200.000 unit. Artinya, Kemenperin menginginkan penyusutan impor sebesar 22,09%. Gaikindo mencatat pembelian mobil utuh dari luar negeri 154.014 unit sepanjang tahun lalu.

Sepanjang Januari – April 2013, impor mobil utuh mencapai 60.535 unit. Sedangkan periode yang sama tahun ini hanya 37.843 unit, turun sekitar 37,49%. Rincinya, pada bulan pertama tahun ini diimpor 7.233 unit mobil utuh, 12.307 unit (Februari), 11.106 unit (Maret), dan 7.197 unit (April).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper