Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Nilai Jual Kembali Mobil Kalau Berencana Menjualnya

Ingin punya mobil baru lagi tapi budget tak cukup? Skema tukar tambah bisa jadi pilihan. Atau, Anda butuh dana segar tapi simpanan kurang? Salah satu solusinya ya menjual aset semisal kendaraan bermotor.

Bisnis.com, JAKARTA—Ingin punya mobil baru lagi tapi budget tak cukup? Skema tukar tambah bisa jadi pilihan. Atau, Anda butuh dana segar tapi simpanan kurang? Salah satu solusinya ya menjual aset semisal kendaraan bermotor.

Tak jarang seseorang membeli kendaraan dengan asumsi kelak bisa dijual lagi sewaktu butuh uang atau ingin menggantinya dengan tipe teranyar. Tentunya, Anda tak mau harga kendaraan terjun bebas sewaktu dijual kembali. Sadarilah menjual si roda 4 tak sekedar butuh label "Mobil Ini Dijual".

"[Kalau memang mau menjual lagi] antara 3 sampai 5 tahun usianya sudah harus dijual. Kalau lebih dari itu mobil sudah perlu dandan tambahan, ini berlaku untuk semua merek," kata Herjanto Kosasih, Manajer Pemasaran Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, kepada Bisnis, Senin (6/5/2014).

 

Oleh karena itu, bagi Anda yang baru berencana membeli mobil sebaiknya pilih merek yang umum alias familiar. Penjelasan ini tentu merujuk kepada sederet merek Jepang, seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, dan lainnya.

Pasalnya, merek itu memiliki layanan purnajual mencakup suku cadang yang lebih menyeluruh ketimbang pabrikan negara lain entah itu Eropa, China, maupun Korea. Kemudahan spare parts ini menjadi salah satu pertimbangan pembeli mobil bekas.

Bahkan, Herjanto lugas menyarankan agar tak membeli merek selain yang berdarah Astra. "Karena jaringan suku cadang paling bagus dan produk aftermarket-nya banyak," tutur dia.

Selain itu, perhatikan pula warna cat kendaraan. Sebaiknya beli mobil yang warnanya normal seperti hitam, putih, atau silver. Perkara warna ini bisa menjeblokkan nilai jual kembali sampai Rp10 jutaan.

Cermati pula soal kapasitas isi silinder mesin (cc) apa yang paling banyak dicari konsumen. Standarnya ya cc yang berkisar 1.000 - 1.500 cc sekelas LMPV dan city car. "Kalau cc mesin kendaraan seperti yang umumnya dipakai masyarakat, biasanya harga jual kembali semakin bagus bukannya nyungsep," ujar Herjanto.

Kelak sebelum menjualnya, persiapkan performa mobil agar tak mengecewakan calon pembeli. Biasanya pembeli ingin tahu service record alias riwayat perawatan kendaraan Anda. Setelah itu, sebelum megiklankannya coba cek harga pasaran untuk mobil bekas setipe melalui survei ke diler mobil bekas atau  iklan surat kabar.

 

Lazimnya, transaksi jual beli barang bekas ada tawar-menawar di dalamnya. Untuk itu, patoklah harga tertinggi sebagai harga pembuka dan bertahanlah pada level harga terendahnya.  

 

“Misalnya, untuk merek Jepang, dibandingkan dengan harga beli pertama dari showroom maka saat dijual lagi paling rugi anjlok 10% hingga 15%. Kalau merek Eropa atau AS bisa 15% sampai 20%,” ucap Herjanto.

Dalam menentukan kisaran harga kendaraan Anda, pertimbangkan keseluruhan kondisi yang ada misalnya sudah menempuh berapa kilometer, warna tampilan, serta keadaan komponen teknis lain (bodi, chasis, kaki-kaki, sistem kelistikannya, power steering, dan performa mesin).

 

Soal mesin pertimbangkan pula riwayat perawatan plus asuransi yang dimiliki. Harga jual kembali tentu jadi lebih tinggi kalau Anda selalu melakukan perawatan berkala di bengkel resmi dengan riwayat servis komplit.

 

Sebagai praktisi dunia jual-beli mobil bekas, Herjanto mendapati merek dari Negeri Sakura biasanya cuma tunggu 2 – 3 bulan sebelum laku. Tetapi, untuk merek di luar itu bisa nongkrong lebih lama bahkan sampai beberapa tahun belum akhirnya terjual.

 

Melengkapi pemaparan Herjanto, perusahaan pembiayaan kendaraan Astra Credit Companies (ACC) melalui laman resminya membeberkan sejumlah hal penting bagi Anda yang berminat jual mobil. Pertama-tama, menentukan cara jual. Anda bisa langsung jual ke pemakai dengan menawarkannya dari mulut ke mulut, memasukkan ke diler mobil bekas, maupun mengiklankan di surat kabar atau secara online via internet.

 

Jika pilihannya adalah melepas ke diler mobil bekas sebaiknya cek harga di sejumlah tempat untuk memastikan berapa penawaran tertinggi untuk kendaraan Anda. Menjual ke diler memang relatif lebih mudah ketimbang memasarkan sendiri.

 

Yang penting, pintar-pintarlah nego harga mengingat diler adalah pedagang. Mereka harus mendapat untung dari jual-beli kendaraan demi kelangsungan bisnisnya sendiri. Jangan heran kalau diler akan menawar mobil Anda semurah mungkin.

 

“Harga tak selalu jadi lebih tinggi kalau menjual langsung ke pemakai. Tak jarang ada pedagang [diler mobil bekas] yang berani beli mahal kalau memang stok mereka sedang habis. Tergampang ya bawa saja ke bursa mobil bekas,” kata Herjanto.

 

Setelah tercapai kesepakatan antara penjual dan pembeli, pahamilah mekanisme transaksinya. ACC menyarankan pembayaran dilakukan melalui bank guna meminimalisir potensi penipuan, khususnya jika Anda menjualnya langsung ke end user.

 

Jangan lupa membuat berita acara serah terima bahwa mobil sah terjual. Ini bertujuan untuk menghindari hal tak diinginkan, misalnya dicari polisi lantaran kendaraan yang dijual terlibat aksi melanggar hukum sedangkan data surat-suratnnya masih pakai nama dan alamat Anda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : News Writer
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper