Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai kapasitas produksi industri otomotif di Indonesia masih diprioritaskan untuk keperluan pasar dalam negeri. Hasilnya, ekspor Indonesia di dunia otomotif masih kalah jauh dari Thailand.
“Thailand memiliki kapasitas produksi yang lebih besar dari kita. Karena kebutuhan domestik kita yang lebih besar, maka ekpor kita jadi terbatas,” katanya kepada Bisnis, Selasa (13/5/2014).
Selain itu, menurut dia, kendala yang harus dihadapi industri otomotif di Indonesia masih banyak. Destry mengatakan, kebutuhan energi penunjang industri otomotif masih dibatasi. Dilihat dari segi infrastruktur, dia menilai Indonesia belum mumpuni.
Menurutnya, meskipun Thailand tidak stabil secara politik, kepastian akan hukum industri otomotif di sana lebih baik daripada di Indonesia.
“Pemerintah harus menjamin kebutuhan energi bagi industri. Infrastruktur pun harus disiapkan agar tak terkendala dalam urusan logistik. Pemerintah harus konsisten dalam urusan regulasi terkait kepastian hukum. Dalam hal ini memastikan bahwa para pemegang merek harus menargetkan ekspor,” ucapnya.
Dia menganjurkan industri otomotif Indonesia memiliki spesialisasi produksi.
“Kalau kita kuat di segmen MPV, kita harus kuat bersaing di sana. Kemudian membuka pasar baru di tataran Asia. Selebihnya dilepaskan pada keperluan bisnis. Keputusan terkait pasar itu 90%-nya keputusan bisnis,” ujarnya.